Laga kontra West Bromwich Albion yang berakhir imbang 1-1 menjadi awal titik balik kebangkitan Manchester City. Pep Guardiola mengubah taktik usai duel itu.
Man City menang meyakinkan 4-1 atas Wolverhampton Wanderers di Etihad Stadium dalam lanjutan Liga Inggris, Rabu (3/1/2021) malam. Gelontoran empat The Citizens lahir dari bunuh diri Leander Dendoncker, brace Gabriel Jesus dan Riyad Mahrez. Sementara, tim tamu hanya bisa membalas lewat Conor Coady.
Pasukan Pep Guardiola melanjutkan laju kemenangan mereka menjadi 21 laga secara beruntun di semua ajang. Rentetan kemenangan ini turut membawa Man City semakin kukuh di puncak klasemen Liga Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manchester Biru saat ini mengumpulkan 65 angka unggul 14 angka dari rival sekota mereka Manchester United di posisi kedua.
Luar biasanya, Guardiola mampu membawa Man City melaju tak terbendung usai sempat terseok-seok di awal musim ini. Manajer asal Spanyol tersebut menyebut hasil imbang 1-1 dengan West Bromwich Albion di pekan ke-13 menjadi awal titik balik kebangkitan timnya.
Dalam laga tersebut, Man City, gagal mengalahkan WBA yang berada di papan bawah, meski membuat 26 tembakan. Guardiola yang tak puas dengan performa skuadnya di laga ini setelahnya mengubah gaya main Man City.
"Pada saat itu kami menyadari bahwa kami tidak tampil menawan. Segalanya terasa sulit dan berjalan tidak alami," ujar Guardiola dalam acara Rio Meets BT Sport yang dipandu Rio Ferdinand.
"Kami melakukan penyesuaian dengan menaruh banyak pemain di depan kotak penalti. Itu kami lakukan sehari setelah laga kontra WBA saat kami imbang 1-1 di kandang."
"Kami harusnya menang. Namun setelahnya, saya pergi ke beberapa teman dan staf saya lalu berkata: 'Saya tidak suka cara tim kami bermain. Ini bukan soal hasil. Saya tak mengenali tim saya dari cara mereka bermain," jelasnya.
Guardiola usai laga kontra WBA menuntut pemain sayap Man City bermain lebih ke depan dan melebar. Sementara di lini tengah, ia ingin Man City lebih tenang dalam menguasai bola dan mendistribusikannya.
"Kami baru saja kembali ke pakem - A, B, C, itu saja. Jadi pemain sayap naik dan lebih lebar, menumpuk pemain di tengah, mengubah situasi tanpa perlu- berlari kesana-kemari. "jelas Guardiola menambahkan.
"Saat menguasai bola kami harus lebih tenang dan melakukan banyak umpan. Kami harus lebih banyak berpikir apa yang nantinya harus kami lakukan."
"Kualitas para pemain, dengan kepercayaan diri mereka memenangkan satu demi satu laga. Namun saat saya memikirkan soal (laga) melawan West Brom, saya merenung dan berpikir: 'Saya sama sekali tidak menyukai apa yang saya tonton.'
"Kami kembali ke pakem kami, kemudian kualitas para pemain telah melakukan sisanya," ungkap mantan pelatih Barcelona ini.
(pur/raw)