Wilfried Zaha Tak Mau Lagi Berlutut Jelang Kick-off Liga Inggris

Wilfried Zaha Tak Mau Lagi Berlutut Jelang Kick-off Liga Inggris

Adhi Prasetya - Sepakbola
Minggu, 14 Mar 2021 11:17 WIB
LONDON, ENGLAND - MARCH 13: Wilfried Zaha of Crystal Palace stands at kick off as Matt Phillips of West Bromwich Albion takes a knee in support of the Black Lives Matter movement prior to the Premier League match between Crystal Palace and West Bromwich Albion at Selhurst Park on March 13, 2021 in London, England. Sporting stadiums around the UK remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Mike Hewitt/Getty Images)
Zaha memutuskan tetap berdiri saat yang lain berlutut sebelum kick-off. Foto: Getty Images/Mike Hewitt
London -

Wilfried Zaha tak mau lagi berlutut sebelum laga Liga Inggris dimulai. Penyerang Crystal Palace itu beralasan aksi itu tak berpengaruh banyak untuk memerangi rasisme.

Zaha merupakan pemain pertama yang melakukannya di Premier League. Hal itu terjadi sebelum timnya menang 1-0 atas West Bromwich Albion pada Sabtu (13/3/2021) lalu.

"Keputusan saya untuk tetap berdiri sebelum kick-off telah diketahui publik selama beberapa pekan," bunyi pernyataan Zaha, dikutip Sky Sports.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tak ada keputusan yang benar atau salah, tapi buat saya, berlutut saat ini hanya menjadi rutinitas sebelum laga. Dan terlepas dari kami berdiri atau berlutut sebelum laga, kami tetap saja di-bully."

"Saya tahu Premier League sudah berusaha keras untuk melakukan perubahan, begitu juga pihak-pihak lain. Saya begitu menghormatinya, begitu juga dengan semua orang yang terlibat."

ADVERTISEMENT

"Saya juga menghormati rekan setim dan para pemain tim lain yang tetap memilih berlutut sebelum laga," jelas pemain 28 tahun itu.

Bagi Zaha, hal yang lebih konkret adalah menekankan pendidikan anti-rasisme di sekolah, serta mendesak agar perusahaan media sosial bertindak lebih tegas dalam menangani konten rasisme.

Sebab. aksi rasisme tak jarang dilakukan anak-anak di bawah umur yang aktif di media sosial. Zaha pernah menerima ujaran rasis di Instagram dari seorang anak 12 tahun pada pertengahan tahun lalu.

"Sebagai bagian masyarakat, saya rasa kita semua harus mendorong perbaikan kualitas pendidikan di sekolah, dan perusahaan media sosial harus mengambil langkah tegas terhadap orang yang mem-bully orang lain, siapapun itu, tak hanya pesepakbola," jelas Zaha.

"Sekarang saya ingin fokus dan enjoy bermain bola. Saya akan terus berdiri (sebelum laga)," tegasnya.

Aksi berlutut sebelum kick-off di Liga Inggris mulai dilakukan pada musim panas tahun lalu, bersamaan dengan kembalinya sepakbola seusai lockdown karena pandemi COVID-19.

Aksi ini menjadi bentuk dukungan untuk memerangi rasisme, setelah terjadi peristiwa kematian warga kulit hitam George Floyd di tangan polisi Minneapolis, Amerika Serikat, pada Mei 2020. Rencananya, aksi berlutut akan berlangsung hingga akhir musim 2020/21.

(adp/krs)

Hide Ads