Arsenal gagal mentas di kompetisi antar klub Eropa pada musim depan. Manajer The Gunners Mikel Arteta enggan menyalahkan siapapun atas raihan buruk ini.
Terakhir kali Arsenal absen di kancah Eropa terjadi 25 tahun lalu, saat masih dilatih Bruce Rioch. Setelahnya, Arsenal rutin berpartisipasi, dengan catatan terbaik menjadi runner-up Piala UEFA/Liga Europa (2000, 2019) dan runner-up Liga Champions (2006).
Hanya saja, performa Arsenal di Liga Inggris memang merosot dalam lima musim terakhir. Jangankan berburu gelar juara, tiket Liga Champions pun tak tergapai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebetulnya musim lalu Arsenal sudah finis di luar zona Eropa (peringkat 8), namun masih terselamatkan gelar Piala FA yang memberi mereka hadiah tampil ke Liga Europa. Di musim ini, 'jalan pintas' seperti itu tak ada lagi.
Arsenal kembali finis di urutan delapan, namun di ajang lain, mereka gagal bertahan hingga babak akhir. Berharap tampil di Liga Champions musim depan lewat jalur juara Liga Europa, Meriam London mentok di semifinal.
Bahkan jatah Europa Conference League, kompetisi kasta ketiga Eropa yang baru digelar musim depan, lepas ke tangan rival, Tottenham Hotspur, di pekan terakhir. Arteta kini hanya mau melihat ke internal, apa yang salah dari timnya.
"Saya sedih, karena klub ini pantas mendapat trofi dan bermain di Liga Champions. Kami gagal meraihnya," ujar Arteta, dikutip situs resmi klub.
"Apa yang kami tampilkan tidak cukup. Kami harus kritis pada diri sendiri, termasuk saya pada diri saya sendiri, harus menyiapkan pramusim sebaik mungkin agar bisa mendapat keuntungan."
"Semoga kami bisa menjalani pramusim yang sebelumnya tak saya punya, dan punya waktu lebih banyak untuk bekerja dengan para pemain, mencoba menjadi tim yang lebih baik," harap Arteta soal Arsenal di musim depan.
(adp/krs)