Chelsea pada akhirnya melepas Tammy Abraham ke AS Roma. Langkah ini disayangkan mantan pemain The Blues karena melihat potensi besar Abraham.
Chelsea menjual Tammy Abraham ke AS Roma dengan nilai mencapai 34 juta paun. The Blues punya opsi untuk membeli penyerang 23 tahun itu seharga 68 juta paun, namun klausul ini baru aktif setelah dua musim.
Mantan winger Chelsea Pat Nevin menyayangkan keputusan ini, tapi memahami kegelisahan Tammy Abraham. Setelah dua musim unjuk potensi, ia tak masuk rencana Thomas Tuchel yang baru saja mendatangkan Romelu Lukaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tammy Abraham sempat melejit di bawah Frank Lampard, mencetak 18 gol dari 47 penampilan di semua ajang pada musim 2019/2020. Musim lalu kesempatannya menurun seiring datangnya Thomas Tuchel menggantikan Lampard.
Pemain didikan akademi Chelsea itu masih mampu bikin 12 gol dari 32 kali bermain dengan waktu tampil yang minimal. Jika punya kesempatan, Abraham diyakini bisa menjadi penyerang top seperti Romelu Lukaku atau Didier Drogba.
"Orang-orang akan melihat ke Lukaku ketika masih di Chelsea dan dia tak mendapatkan banyak kesempatan, lalu menjadi pencetak gol terbanyak Man United dan Belgia. DIa sudah jadi pemain brilian ke manapun dia pergi, dan orang-orang akan berpikiran sama soal Tammy," kata Pat Nevin dilansir Football 365.
"Didier Drogba belum benar-benar menanjak kariernya sampai usia pertengahan 20 tahun dan saya rasa hal serupa bisa terjadi dengan Tammy. Saya tak akan bilang sebuah kesalahan membiarkannya pergi, tapi kalau Tammy bertahan selama empat tahun ke depan, maka dia bakal jadi penyerang luar biasa buat Chelsea."
Masalahnya, akan tidak adil buat Tammy cuma duduk di bangku cadangan, jadi transfer itu lebih dibutuhkan untuknya sendiri. Situasi sempurna buat Celsea seharusnya seperti yang selalu mereka lakukan, meminjamkannya ke klub besar selama 2-3 musim lalu kembali sebagai produk jadi."
"Saya rasa suatu hari Tammy akan kembali dan menjadi barang jadi lalu memimpin barisan serangan Chelsea," imbuhnya.
Baca juga: Abraham dan Tomori: Dari Kawan Jadi Lawan |
(raw/krs)