Thomas Tuchel emoh banyak komentar soal isu hak asasi manusia di balik akuisisi Newcastle United. Tapi di lapangan, Newcastle akan bikin persaingan kian berat.
Newcastle United resmi dibeli konsorsium yang dipimpin Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman senilai 300 juta paun pada pekan lalu. Akuisisi itu praktis menjadikan The Toon salah satu klub terkaya di dunia dengan dukungan Public Investment Fund (PIF) yang punya aset lebih dari Rp 6.000 triliun.
Tapi datangnya pemilik baru ini diselimuti persoalan. Pangeran Mohammed bin Salman seperti diketahui sempa tersandung kasus pelanggaran Hak Asasi (HAM) berat. Ia diduga terlibat langsung pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, pada 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelanggaran HAM itu yang membuat proses akusisi Newcastle ditentang. Sebab, hal itu bertentangan dengan prinsip Premier League.
Ditanya soal akuisisi Newcastle United, Manajer Chelsea Thomas Tuchel memilih tak berpolemik. Tuchel lebih fokus ke potensi Newcastle bikin persaingan Premier League lebih berat lagi.
"Saya rasa normal kalau orang-orang punya kekhawatiran. Kami percaya Premier League, mereka sudah menerima dan mereka adalah otoritasnya," ujarnya dikutip BBC.
"Mereka sudah mengizinkan akuisisi ini dan Newcastle punya pemilik baru. Para pemilik baru tampaknya menjanjikan sebuah klub terkenal di Inggris dan tampaknya kami punya kompetitor baru untuk titel-titel dan untuk posisi-posisi atas."
"Kami bermain di liga terberat dan tampaknya selalu bertambah berat," imbuh pria asal Jerman ini.
Baca juga: Timo Werner Masuk Radar Newcastle United |
(raw/bay)