Manchester United memutus laju buruk usai mengalahkan Tottenham Hotspur. Tapi, luka usai dibantai Liverpool akan sulit dihilangkan dari sejarah.
MU memang dalam kondisi terpuruk setelah melalui serangkaian hasil buruk sejak September lalu. Di Premier League, MU sudah hampa kemenangan di empat laga terakhir sebelum menghadapi Tottenham di Tottenham Hotspur stadium, Sabtu (30/10/2021) malam WIB.
MU cuma bisa dua kali imbang dan dua kali kalah, termasuk saat dilibas 0-5 oleh rival abadinya Liverpool di Old Trafford pekan lalu. Hasil yang membuat posisi Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer disorot habis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solskjaer pasti merasakan kursinya bergoyang sekali selama sepekan ini, terlebih dengan adanya rumor kedatangan Antonio Conte. Tapi, Solskjaer tetap dipercaya memegang tim setidaknya tiga laga ke depan ini.
Ujian pertama berhasil dilewati Solskjaer saat mengalahkan Tottenham 3-0. MU tampil dominan dengan 10 attempts, empat di antaranya on goal dan memaksa Tottenham tidak bisa membuat tembakan ke gawang sama sekali.
Baca juga: Tottenham Vs MU: Setan Merah Menang 3-0 |
Cristiano Ronaldo, Edinson Cavani, dan Marcus Rashford jadi pencetak golnya. Ini jadi bukti bahwa MU bisa bangkit setelah melalui hasil buruk dan sudah terjadi kesekian kalinya di era Solskjaer.
Meski demikian, Solskjaer mengingatkan fans MU bahwa luka usai pembantaian oleh Liverpool masih ada dan akan terus dikenang sepanjang masa.
"Hasil itu akan selalu ada dalam buku sejarah klub, salah satu hari paling suram. Itu adalah noda dalam sejarah kami. Tapi sejarah dalam sepakbola bergulir cepat," ujar Ole Gunnar Solskjaer kepada BBC Sport.
"Ketika Anda mampu menang 3-0, lalu membuat lawan mati kutu - David de Gea tidak bikin penyelamatan sama sekali - maka itu menyenangkan. Dalam sepakbola, kadang segalanya berjalan lancar atau sebaliknya," sambungnya.
"Kami berlatih keras sepanjang pekan ini. Para pemain luar biasa, mereka mampu bermain dengan baik."