.webp)
Manajer interim Manchester United Ralf Rangnick kagum betul dengan teknik Mason Greenwood. Tapi, untuk jadi sempurna, Greenwood masih harus memperbaiki betul sisi fisiknya.
Greenwood tak dipungkiri sudah jadi fenomena sejak kemunculannya di tim utama MU pada 2018. Dia langsung jadi andalan di lini serang yang membuat Alexis Sanchez dan Romelu Lukaku tersingkir.
Bahkan dalam dua musim terakhir, Greenwood sudah mencapai lebih dari 40 penampilan semusim dengan torehan dua digit gol, yakni 17 gol di musim 2019/2020 dan 12 gol musim lalu. Di musim ini, Greenwood sudah bikin lima gol dari 16 laga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu gol teranyarnya dibuat Greenwood saat MU menghadapi Young Boys di matchday terakhir Grup F Liga Champions, Kamis (9/12/2021) dini hari WIB tadi. Pada laga tak menentukan itu, MU memang harus puas bermain imbang 1-1.
Tapi, performa Greenwood pada laga itu sudah bikin Rangnick kesengsem. Dia mampu menuntaskan umpan Luke Shaw lewat sebuah gol sepakan voli. Ini adalah gol kedelapan Greenwood di kompetisi Eropa dalam tiga tahun terakhir.
Menurut Opta, itu adalah jumlah gol terbanyak yang mampu dibuat pemain MU sebelum memasuki usia 21 tahun, mengalahkan rekor Marcus Rashford sebelumnya dengan tujuh gol.
Meski demikian, masih ada catatan minor di mata Rangnick terkait performa Greenwood. Menurut manajer asal Jerman itu, Greenwood masih harus membuat badannya lebih "berisi" agar bisa jadi pemain layaknya Cristiano Ronaldo.
Jika itu bisa dilakukan Mason Greenwood, maka dia akan sulit ditandingi. Sebab dari sisi teknik, Greenwood sudah luar biasa untuk pemain seumurannya. Pada laga kontra Crystal Palace akhir pekan kemarin, gol Fred juga lahir berkat umpannya.
"Saya rasa dia hari ini bukan cuma menunjukkan lewat gol indah, tapi bagaimana caranya memberikan umpan untuk Juan Mata. Dia talenta luar biasa. Kaki kiri dan kanan sama bagusnya, bagus saat menguasai bola, lalu bagaimana dia memberikan umpan untuk gol Fred lawan Crystal Palace," ujar Ralf Rangnick di ESPN.
"Dia adalah pemain hebat, tekniknya luar biasa untuk pemain seumurannya. Tugas saya untuk membuat dia lebih baik, untuk membuatnya jadi atlet sempurna. Dan jika dia bisa melakukannya, maka dia bisa jadi pemain inti tim ini," sambungnya.
