Arsenal bakal memakai jersey serba putih saat melakoni babak ketiga Piala FA 2021/2022 akhir pekan ini. Ada misi sosial di balik hal itu.
Arsenal akan melawat ke City Ground, Senin (10/1/2022) dini hari WIB, untuk menghadapi tuan rumah Nottingham Forest. Arsenal jelas diunggulkan untuk melewati klub Championship itu.
Sebab menurut Opta, Arsenal menang lima kali dari enam pertemuan terakhir dengan Forest di seluruh kompetisi. Satu-satunya kekalahan didapat di babak ketiga Piala FA 2017/2018 dengan skor 2-4.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsenal tentu tak ingin mengulangi hasil buruk tersebut agar bisa menjaga peluang meraih trofi musim ini. Terlebih, Arsenal punya misi khusus dalam pertandingan ini.
Arsenal akan memakai jersey spesial melawan Forest. Bukan salah satu dari dua jersey tandang yang selama ini dipakai, Arsenal akan berbalut jersey serba putih.
π‘πΌ π πΌπΏπ² π₯π²π± βͺ
β Arsenal (@Arsenal) January 7, 2022
Last year saw a record number of teenagers murdered in London.
It's time to make a real change, through real action.
Our white shirt is not for sale, not for profit. No More Red. pic.twitter.com/jnmE4b0GpC
Jersey serba putih ini dipakai Arsenal dalam rangka kampanye menekan jumlah kasus kriminal di London terkait penusukan kepada remaja. Sepanjang tahun 2021, London mencatatkan angka tertinggi remaja yang tewas karena penusukan benda tajam, yakni 27 jiwa.
Ini jadi angka tertinggi sejak 2008 yang langsung jadi fokus pihak keamanan di ibukota Inggris tersebut. Sebab London belakangan sedang menjalani lockdown secara nasional karena naiknya kasus COVID-19 varian Omicron.
Kampanye ini bernama "No More Red", yang dapat diartikan tiada lagi darah yang tumpah sia-sia karena aksi kejahatan tersebut. Tujuannya agar orang-orang lebih merasa aman dan selalu berpikir positif.
Nantinya jersey putih ini akan dilelang dan hasilnya disumbangkan ke badan amal. Sayangnya untuk para kolektor jersey, seragam spesial ini tidak akan dijual secara umum karena Arsenal tidak mencari profit dari sini.
"Saya mendengar banyak cerita soal itu selama tinggal di Thornton Heath, Croydon. Anda pasti selalu mendengar soal kabar tersebut karena itu terjadi di lingkungan Anda," ujar Emile Smith Rowe yang merupakan orang asli London.
"Saya pun sedikit takut saat itu. Saya berpikir jika tidak bermain bola, lalu saya jadi apa? Di mana saya sekarang? Terkadang saya berpikir seperti itu," sambungnya,.
"Saya merasa saat itu adalah titik balik dalam hidup saya. Ketika teman-teman saya melakukan sesuatu yang berbeda, mungkin mereka seharusnya tidak melakukan itu. Saya tahu betapa sulitnya tumbuh di daerah seperti itu. Sulit mengatakan tidak karena Anda tidak punya pilihan sama sekali."