Gelandang legendaris Manchester United Paul Scholes masih bingung Ralf Rangnick bisa menjadi manajer 'Setan Merah'. Sesulit itukah MU merekrut manajer top?
Ralf Rangnick diangkat MU menjadi manajer interim sejak November 2021 lalu menggantikan Ole Gunnar Solskjaer. Dia diproyeksikan memimpin tim sampai setidaknya akhir musim ini, sebelum manajemen mendapatkan manajer tetap.
Ralf Rangnick sendiri punya nama besar dan dianggap sebagai bapak Gegenpressing yang memengaruhi sejumlah manajer top saat ini, sebut saja Juergen Klopp dan Thomas Tuchel. Gaya itu pula yang coba diterapkan Rangnick di MU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian Manchester United belum menunjukkan perkembangan signifikan di bawah arahannya. MU justru beberapa kali tampil tak meyakinkan.
Mereka sempat susah payah mengatasi Norwich City dengan penalti, diimbangi Newcastle United, dan kalah dari Wolverhampton Wanderers. Dari tujuh pertandingan sejauh ini, Cristiano Ronaldo dkk merebut empat kemenangan, dua kali imbang, dan sekali kalah.
Di Premier League, MU tertahan di urutan tujuh, posisi yang sama sejak ditinggalkan Solskjaer. Ini memicu tanda tanya di kepala mantan gelandang, Paul Scholes, terkait keputusan klub memilih Rangnick.
"Buat saya, Manchester United seharusnya mendapatkan manajer terbaik yang tersedia di posisi terpenting. Posisi terpenting adalah manajer," ungkapnya dalam kanal Youtube Webby & O'Neill, seperti dikutip Metro.
"Kami menghadap ke seseorang yang dihormati di seluruh Eropa, tapi dia sejujurnya tak sesukses itu sebagai pelatih. Dia diminta datang dan menangani klub terbesar di dunia. Itu sesuatu yang masih bikin saya heran."
"Mereka butuh salah satu manajer terbaik di dunia, satu dari lima manajer terbaik di dunia, dan mereka belum bisa mendapatkannya. Saya merasa itu mencengangkan," imbuh Scholes.
(raw/nds)