Roman Abramovich baru saja melepas kepengurusan Chelsea dari tangannya, namun masih menjadi pemilik klub. Sikap ini dinilai sebagai langkah cari aman di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Pada 26 Februari, Abramovich melepas kepengurusan Chelsea kepada The Chelsea Foundation, yang sebetulnya bertugas menjalankan kegiatan amal atas nama klub. Yayasan ini dipimpin oleh seorang pengacara bernama Bruce Buck.
Dengan begitu, Abramovich tak lagi terlibat dalam keberjalanan klub sehari-hari. Sementara klub dijalankan oleh yayasan, urusan transfer dan kontrak masih akan diurus oleh Marina Granovskaia, Petr Cech, dan Thomas Tuchel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tak lagi aktif, BBC melaporkan Abramovich tak berniat menjual Chelsea. Ia juga tak akan menagih uang 1,5 miliar Pound yang dipinjamkan kepada klub.
Langkah yang tak biasa ini menimbulkan tanda tanya. Apa alasan Abramovich melakukan hal ini, bertepatan dengan serangan Rusia ke Ukraina?
Seorang sumber dekat Abramovich yang tak disebut namanya mengatakan kepada Financial Times bahwa keputusan ini diambil agar "Chelsea tak menjadi sasaran anti-Rusia" dengan situasi yang ada saat ini. Apalagi ia diketahui merupakan orang dekat Presiden Rusia, Vladimir Putin, meski hal itu dibantah olehnya.
Meski begitu, pendukung Chelsea yang tergabung dalam The Chelsea Supporters' Trust tetap meminta klarifikasi kepada Abramovich mengenai keputusan yang diambilnya. Apalagi belum diketahui sampai kapan Abramovich akan 'menghilang' dari Chelsea.
Serangan Rusia kepada Ukraina ini juga membuat kekayaan Abramovich terganggu. Salah satu anggota parlemen Inggris, Chris Bryant bahkan mendesak agar aset-aset Abramovich di Inggris disita atau dibekukan, meski sejauh ini hal tersebut belum dilakukan.
Ada kemungkinan ia akan 'kembali' ke klub jika situasi sudah mereda, namun bisa saja ia melepas klub yang sudah dikuasainya selama 19 musim jika situasinya tambah pelik.