Bos Premier League Richard Masters menyambut positif rencana penjualan Chelsea. Tapi, mencari pembeli dengan kantung tebal dalam waktu singkat tidaklah mudah.
Roman Abramovich terpaksa menjual Chelsea usai invasi Rusia ke Ukraina pekan lalu. Kedekatan Abramovich dengan Presiden Rusia Vladimir Putin jadi alasan mengapa dia harus melepas harga berharganya itu.
Abramovich diklaim tidak mau Chelsea nantinya kena imbas dari perseteruan antara Rusia vs Ukraina dan seluruh negara. Keputusan yang diambil terbilang cepat karena dua hari sebelumnya, Abramovich cuma melepas jabatannya di klub tersebut dan bukan kepemilikan.
Langkah Abramovich ini dipuji oleh Richard Master selaku CEO Premier League. Menurutnya keputusan ini adalah yang terbaik untuk semua pihak, terutama Chelsea, para pemain, dan fans.
"Ini keputusan yang tepat, situasinya sudah berkembang begitu pesat dalam seminggu terakhir dan dia punya pemikiran yang tepat bahwa kondisi saat ini tidak stabil," ujar Masters seperti dikutip talkSPORT.
"Keputusan ini bisa diterima dan jelas untuk kebaikan semua orang, termasuk fans. Semakin cepat proses penjualan klub bisa terlaksana, maka lebih baik untuk semua jika ada kepastian," sambungnya.
Roman Abramovich sendiri menghargai Chelsea sekitar Rp 56,7 T atau sekitar 3 miliar paun! Jumlah yang terbilang wajar jika mengingat investasinya selama hampir dua dekade, hingga klub London Barat itu bisa seperti sekarang.
Dua nama langsung muncul, yakni miliarder asal Swiss Hansjorg Wyss dan investor asal Amerika Serikat Todd Boehly, yang tiga tahun lalu pernah menawar Chelsea.
"Saya rasa proses jual beli tercepat yang kami selesaikan adalah 10 hari, tapi bukan berarti rekor itu tidak bisa dipecahkan. Normalnya sih membutuhkan waktu berpekan-pekan, tapi tergantung tingkat kerumitan kesepakatan nantinya dan juga jumlah calon pembeli."
(mrp/adp)