Son Heung-min pernah punya pengalaman tak mengenakkan saat pertama kali main di Eropa. Dia pernah jadi korban rasisme.
Son tidak pernah berkarier profesional di Korea Selatan karena dia diangkut oleh Hamburg pada 2008, saat masih berusia 16 tahun. Saat itu Son belajar dulu di akademi sebelum tampil di tim utama pada 2010.
Bergabung dengan klub sebesar Hamburg merupakan kebanggaan bagi Son yang merupakan orang Asia. Memang tidak banyak pemain asal Benua Kuning yang mampu tampil di kompetisi Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, di balik kebanggaan Son terdapat cerita getir ketika dia jadi korban pelecahan berbau rasial di Jerman. Maklum, Son saat itu masih berusia 18 tahun dan pendatang baru pula, sehingga jadi sasaran cemooh orang-orang asli Jerman.
Baca juga: Real Madrid Pantau Son Heung-min |
"Saya pindah ke Jerman saat masi muda dan melalui banyak kesulitan, momen-momen yang tidak terbayangkan sebelumnya," ujar Son seperti dikutip AFP.
"Saya mendapat banyak pelecehan berbau rasial. Dan selama saya melalui kesulitan itu, saya selalu berpikir untuk membalas mereka suatu saat," sambungnya.
Setelah memperkuat Hamburg dan Bayer Leverkusen, Son pindah ke Tottenham Hotspur pada 2015. Nama Son lantas jadi besar hingga saat ini dan jadi salah satu penyerang mematikan di Inggris dengan 131 gol.
Son pun berhasil membalaskan dendam kepada publik Jerman saat Korea Selatan mengalahkan negara itu 2-0 di Piala Dunia 2018. Son mencetak gol kedua timnya dan Jerman selaku juara bertahan keok di fase grup.
"Ketika melihat orang-orang Jerman menangis, saya merasa mampu membalaskan dendam dengan kemampuan saya sekarang," tutup Son Heung-min.