Pemain Tottenham Hotspur menjadi korban terbaru Antonio Conte yang kejam. Pria Italia yang dijuluki sersan itu kembaii menyiksa pemainnya untuk berlatih.
Itu terjadi di sesi pramusim 2022/2023. Kali ini, pemain Tottenham yang dihajar habis-habisan manaer berusia 52 tahun itu.
Tottenham memilih Korea Selatan untuk memanaskan mesinnya, jelang bersaing di musim 2022/2023. Negara Asia itu dirasa pas untuk menempa fisik Harry Kane dkk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Benar saja! Pemain Tottenham dibuat kewalahan berlatih dengan Conte. Kane dkk dibuat terengah-engah, tepar, bahkan sampai muntah-muntah dibuatnya.
Bagaimana tidak, Conte memaksa pemainnya berlari mengelilingi lapangan Stadion Piala Dunia Seoul sebanyak 42 kali, yang jika ditotal berjarak 4,2 kilometer. Terlebih, Kane dkk melakukannya di bawah terik matahari Korea, yang suhunya mencapai 30 derajat!
![]() |
Son, yang pemain asli Korea, bahkan langsung terlentang di lapangan. Sementara Kane sampai muntah-muntah karena kelelahan dibuat sang manajer.
Ini kali pertama Tottenham Hotspur merasakan latihan pramusim dengan Antonio Conte. Sebab, eks manajer Bari, Atalanta, Siena, Juventus, Timnas Italia, dan Chelsea itu baru melatih The Lilywhites pada November tahun lalu, atau di pertengahan musim 2021/2022.
Hobi Menyiksa Pemain
Bukan cuma pemain Tottenham saja yang dibuat Conte kelabakan. Mereka yang pernah merasakan dilatih sang allenatore, pasti punya cerita serupa.
Chiellini, mantan bek Italia dan Juventus, menyebut Conte bak sersan polisi. Sebab, sang pelatih dinilai bisa membuat pemainnya mati kelelahan karena berlatih keras.
"Gairah ala Italia. Tidak hanya di pertandingan. Sepanjang hari di sesi latihan, dia seperti sersan polisi. Kami merasa ada sesuatu yang spesial dengannya, tiga tahun bersamanya di Juventus dan dua tahun di tim nasional," ujar Chiellini, seperti dilansir Daily Mail.
Mantan kapten Chelsea, John Terry, juga punya persepsi serupa dengan Chiellini. Pernah dilatih Conte, Terry menilai sang pelatih lebih menuntut ketimbang pelatih Italia lainnya.
Baca juga: Inikah Incaran Terakhir Antonio Conte? |
![]() |
"Gaya kepelatihannya sangat khas Italia. Pelatih dan manajer asal Italia selama bertahun-tahun memang memiliki kemiripan, yakni sangat berkonsentrasi pada aspek fisik dari permainan," kata Terry soal Antonio Conte pada GQ, beberapa waktu lalu.
"Kami mungkin lebih sering diminta lari dibanding dengan di bawah asuhan manajer-manajer sebelumnya. Pekerjaan fisik di gym juga jauh lebih keras dan lemak tubuh setiap pemain telah turun dalam jumlah besar sejak Conte tiba," ungkapnya.
Saat melatih Inter dan Tottenham, metode latihan keras ala Antonio Conte kembali diterapkan. Jika Juventus, Chelsea dan Inter Milan bisa dibawanya meraih trofi, apakah selanjutnya Tottenham Hotspur bisa mengecap piala?
Baca juga: Kejamnya Pramusim Tottenham, Son pun Tepar |