Hasil Studi: Ronaldo dan Maguire Paling Sering Di-bully di Twitter

Hasil Studi: Ronaldo dan Maguire Paling Sering Di-bully di Twitter

Adhi Prasetya - Sepakbola
Rabu, 03 Agu 2022 04:00 WIB
MANCHESTER, UNITED KINGDOM - MARCH 15: (L-R) Harry Maguire of Manchester United, Cristiano Ronaldo of Manchester United 
 during the UEFA Champions League  match between Manchester United v Atletico Madrid at the Old Trafford on March 15, 2022 in Manchester United Kingdom (Photo by David S. Bustamante/Soccrates/Getty Images)
Maguire dan Ronaldo. Foto: Getty Images/Soccrates Images
Jakarta -

Sebuah studi mengungkapkan bahwa Cristiano Ronaldo dan Harry Maguire menjadi pemain Liga Inggris yang paling banyak menerima hujatan di media sosial Twitter pada separuh musim lalu. Parahnya, delapan pemain Manchester United masuk daftar 10 besar.

Dilaporkan BBC, Ofcom bersama Alan Turing Institute menganalisis 2,3 juta cuitan di Twitter kepada pesepakbola Premier League selama paruh pertama musim lalu tepatnya mulai 13 Agustus 2021 hingga 24 Januari 2022. Dari situ, ditemukan hampir 60 ribu cuitan bernada kasar.

Studi ini menggunakan teknologi machine learning baru untuk menilai apakah sebuah cuitan itu kasar atau tidak. Tak cuma mengandalkan 'mesin', sekelompok pakar juga diturunkan untuk menilai secara manual menggunakan sampel 3.000 cuitan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Online abuse Premier League10 pemain yang paling sering menerima cuitan kasar di Twitter. Foto: Dok. BBC

Dari sampel manual, didapat 57 % cuitan bernada positif kepada para pemain, kemudian 27 % netral, 12,5 % kritik, dan 3,5 % sisanya bernada kasar. Sedangkan machine learning tools menganalisis 2,3 juta cuitan dan ditemukan 2,6 % cuitan kasar.

Selama lima bulan itu, ada dua titik puncak di mana hujatan paling banyak muncul. Pertama yakni saat Ronaldo diberitakan kembali ke MU pada 27 Agustus 2021, kemudian yang kedua pada 7 November 2021, saat Maguire mencuit pesan usai MU tumbang 0-2 di tangan Manchester City.

ADVERTISEMENT

Meski penelitian mengungkapkan sebagian besar pengguna medsos masih bertanggung jawab, namun hujatan untuk pemain tak bisa disepelekan. "Temuan ini menjelaskan sisi gelap dari sebuah permainan yang indah," ujar Kevin Bakhurst selaku direktur grup Ofcom bidang penyiaran dan konten online.

Online abuse Premier LeagueData mengenai pelecehan online terhadap pemain di Liga Inggris. Foto: Dok. BBC

"Pelecehan online tak punya tempat di dunia olahraga, termasuk di komunitas masyarakat yang lebih luas. Mengatasinya butuh upaya bersama-sama," jelasnya.

Studi ini menjadi bagian dari persiapan terkait penerapan hukum baru mengenai perlindungan keamanan daring di Inggris.

(adp/raw)

Hide Ads