Graham Potter terus disorot terkait performa bapuk Chelsea di musim ini. Andai Potter adalah Ole Gunnar Solskjaer di MU, maka tak butuh waktu lama lagi dipecat!
Chelsea sudah habiskan Rp 9 triliun di dua jendela bursa transfer musim ini, di era kepemimpinan baru Todd Boehly sebagai pemilik klub. Para pemain muda dan berpotensi didaratkan demi kedalaman skuad.
Graham Potter pun dipercaya mengisi kursi manajer gantikan Thomas Tuchel yang dipecat. Apa daya, Potter nyatanya belum bisa berikan hasil gemilang.
Chelsea sudah tersingkir di dua ajang, yakni FA Cup dan Carabao Cup. The Blues tertahan di papan tengah Liga Inggris, serta berat untuk melangkah di Liga Champions (lagi kalah agregat 0-1 dari Dortmund hasil leg pertama babak 16 besar).
Graham Potter pasti sedang dalam tekanan besar. Isu pemecatan sudah berseliweran, walau sampai saat ini posisinya masih aman.
Duo pundit dari talkSport yang juga eks pemain Liga Inggris, Jamie O'Hara dan Agbonlahor saling beri komentar soal kinerja Graham Potter. Bagi Agbonlahor, aneh rasanya kalau Potter bilang susah menentukan starting line up.
"Selepas kekalahan dari Southampton, Potter bilang susah menentukan line up-nya. Harusnya Chelsea sudah memecatkan karena sudah ngomong seperti itu," cetus eks pemain Aston Villa itu.
"Chelsea bermain menghadapi tim yang lagi tidak punya manajer (Southampton). Chelsea lalu tidak bisa menang dan Potter mengeluh karena bingung menentukan pemain, bercanda apa?" tambahnya.
Jamie O'Hara beri komentar yang tidak kalah pedas. Dirinya tegas mengatakan, andai Graham Potter adalah Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United, pasti sudah dipecat dengan cepat karena ada kerusuhan!
"Jika Potter adalah Solskjaer di MU, maka sudah ada kerusuhan sekarang. Untung Potter masih bisa lolos sampai saat ini," ujarnya.
"Chelsea adalah klub besar. Tapi, apakah kini Anda bisa melihat bagaimana permainan mereka? Tidak jelas," tutupnya.
(aff/cas)