Simpati Mikel Arteta untuk Graham Potter

Simpati Mikel Arteta untuk Graham Potter

Bayu Baskoro - Sepakbola
Rabu, 01 Mar 2023 05:30 WIB
NEWCASTLE UPON TYNE, ENGLAND - NOVEMBER 12: Graham Potter, Manager of Chelsea looks on prior to the Premier League match between Newcastle United and Chelsea FC at St. James Park on November 12, 2022 in Newcastle upon Tyne, England. (Photo by George Wood/Getty Images)
Graham Potter mendapat ancaman pembunuhan menyusul hasil-hasil buruk Chelsea. (Foto: Getty Images/George Wood)
London -

Graham Potter mendapat ancaman pembunuhan menyusul hasil-hasil buruk Chelsea. Mikel Arteta memberikan simpati kepada manajer The Blues tersebut.

Chelsea bapuk sejak ditangani Potter awal musim ini. Kai Havertz cs terperosok ke posisi sepuluh klasemen sementara Premier League dengan 31 poin dari 24 laga.

Potter bahkan cuma bisa meraih 2 kemenangan dari 12 pertandingan terakhir Chelsea. Hasil-hasil buruk tersebut rupanya ditanggapi negatif para penggemar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa orang bahkan bertindak lebih jauh. Ada yang mengirim ancaman pembunuhan kepada Potter dan keluarganya belum lama ini.

Ancaman pembunuhan kepada Graham Potter disorot manajer Arsenal, Mikel Arteta. Dia menilai hal tersebut sudah berlebihan dan meminta koleganya untuk fokus atas keselamatan keluarganya.

ADVERTISEMENT

"Anda dapat mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan tantangan Anda, yang kami lakukan, terutama saat Anda kalah, tetapi saat Anda menang juga karena pekerjaan ini sangat menuntut," kata Arteta, dilansir dari Daily Mail.

"Namun Anda tidak bisa menghancurkan hidup karena itu. Dan keluarga Anda, teman-teman Anda, orang-orang yang Anda cintai, orang-orang di sekitar Anda, hidup mereka tidak patut terpengaruh secara negatif hanya karena Anda tidak memenangkan pertandingan sepakbola," sambungnya.

"Saya tentu bersimpati kepadanya. Kami adalah rekan kerja dan kami semua tahu tekanan, tuntutan, dan ketidakpastian yang dimiliki industri ini."

"Faktanya adalah bola harus masuk ke gawang dan ada banyak faktor yang mencegahnya, yang tidak bisa Anda kendalikan jadi tentu saja Anda berempati karena Anda menderita dan Anda tahu bagaimana saat dia mengalami momen-momen itu," Mikel Arteta menuturkan.




(bay/adp)

Hide Ads