.webp)
Manchester United dinilai mengalami progres bersama Erik ten Hag musim ini. Namun sembilan kekalahan di Liga Inggris menjadi sesuatu yang tak bisa ditepikan.
Manchester United dianggap meningkat bersama Ten Hag. Keberhasilan memenangi Piala Liga Inggris menjadi salah satu tolok ukur, plus MU juga akan tampil di final Piala FA untuk melawan Manchester City.
Secara permainan MU mulai tampak punya karakter meski belum sepenuhnya mencerminkan gaya Ten Hag, yang mengedepankan permainan umpan-umpan pendek dan pergerakan dinamis dalam build-up serangan. Dengan skuad MU yang belum komplet benar, mereka dipaksa bermain lebih direct dengan serangan-serangan cepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi di tengah apresiasi terhadap tanda-tanda kebangkitan MU musim ini, kritik juga mengalir. Mantan penyerang Dwight Yorke mengangkat jumlah kekalahan di Liga Inggris musim ini, yang sudah lebih banyak dari kekalahan MU dalam dua musim penuh di bawah Ole Gunner Solskjaer (8 kalah pada 2019/2020, 6 kalah pada 2020/2021).
MU sudah menelan sembilan kekalahan sejauh ini, dua di antaranya ditelan di dua pertandingan terakhir. Hasil-hasil itu pula yang membuat MU dalam ancaman disalip Liverpool.
Yorke percaya Ten Hag harus dinilai dengan obyektif, karena sembilan kekalahan itu perlu dibicarakan. Jangan lupa juga David de Gea dkk sudah kebobolan 41 kali dengan selisih gol hanya +8.
"Erik ten Hag kalah sembilan kali di Premier League memang mengangkat sejumlah persoalan. Kalau Anda seorang manajer Manchester United, Anda akan selalu disorot untuk detail-detail atau kesalahan-kesalahan kecil. Enggak bisa sembunyi," kata Yorke dikutip Standard.
"Ole Gunner Solskjaer punya catatan yang lebih baik daripada Ten Hag dalam dua musim penuh pertamanya menangani klub, orang-orang bicara soal progres yang sudah kita buat dan gaya yang lebih baik yang dimainkan."
"Manchester United mencapai final Piala FA, memenangi Carabao Cup, dan melaju jauh di Liga Europa, jadi itu sebuah progres. Tapi Ten Hag kalah di Premier League lebih banyak dari Solskjaer pada musim 2019/2020 dan 2020/2021 itu harus diangkat," imbuhnya.
(raw/krs)
