.webp)
Proses penjualan Manchester United mandek. Sir Jim Ratcliffe masih sabar menunggu untuk bisa mengakuisisi Setan Merah.
MU belum juga melepas kepemilikan Keluarga Glazer, meski sudah ditawar dua pihak. Taipan Qatar Sheikh Jassim bin Jabber Al Thani dan pengusaha Inggris Sir Jim Ratcliffe sudah memberi penawaran.
Sejauh ini, MU kabarnya meminta 6 miliar paun atau Rp 112 triliun, yang sedianya sudah dipenuhi Sheikh Jassim. Namun, kisruh internal ditengarai menjadi penyebab terhambat proses akusisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Sir Jim Ratcliffe sempat tiga kali mengajukan penawaran. Salah satu opsinya adalah memberikan saham Ineos kepada Glazer sebagai gantinya, yang juga belum disetujui.
Pengusaha Inggris itu mengaku akan sabar menunggu kesempatan itu tiba. Ia juga yakin sudah memberi penawaran terbaik untuk mengakuisisi Manchester United.
"Jelas kami tidak bisa bicara terlalu banyak, karena kami sudah menandatangani NDA dan kami menghormati itu tapi masih ada proses dan kami sedang dalam proses," katanya, dilansir Telegraph.
"Kami memiliki tawaran yang bagus. Kami telah bertemu dengan Glazers beberapa kali dan kami melakukan percakapan yang baik, tetapi pada akhirnya itu keputusan mereka. Kami masih sangat ingin melakukannya."
"Saya juga percaya kami akan melakukan pekerjaan dengan baik dan melakukannya untuk alasan yang benar. Kami tetap sangat fokus pada hal itu," ujarnya.
Sir Jim Ratcliffe, yang ditaksir punya kekayaan Rp 568 triliun, meyakini MU masih punya nilai menguntungkan. Ia berharap bisa memilikinya.
"Mereka tidak akan ada lagi. Manchester United dan klub-klub semacam ini, seperti seni atau bidang-bidang seperti itu. Ketika Anda memiliki hal-hal khusus, nilainya akan terus meningkat dari waktu ke waktu karena mereka sangat istimewa dan langka," ungkapnya.
"Saya tidak suka membuang atau kehilangan uang. Itu sama sekali tidak membuat saya bahagia. Tapi kami tidak ada di sana untuk menghasilkan uang darinya. Jika itu adalah aset yang benar-benar bagus, itu akan meningkatkan nilainya dari waktu ke waktu," kata Sir Jim Ratcliffe.
