Manuver Chelsea agar Terhindar FFP, Gak Bahaya Ta?

Manuver Chelsea agar Terhindar FFP, Gak Bahaya Ta?

Yanu Arifin - Sepakbola
Selasa, 15 Agu 2023 19:34 WIB
Moises Caicedo resmi bergabung Chelsea.
Foto: ChelseaFC
London -

Chelsea terus menggelontorkan uang di bawah kepemilikan Todd Boehly dkk. Dibayangi aturan Financial Fair Play, bagaimana The Blues mengakalinya?

Chelsea belum berhenti berhemat musim ini. Si Biru baru saja mengeluarkan uang sebesar 115 juta paun atau setara Rp 2,23 triliun untuk memboyong Moises Caicedo dari Brighton & Hove Albion.

Pengeluaran ini ditaksir belum berakhir, sebab masih ada pos yang harus dibelanjakan. Kepergian Kepa Arrizabalaga harus digantikan kiper lain, dan kabarnya striker baru masih diburu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, Todd Boehly masih akan sibuk belanja pemain buat Chelsea. Padahal, Boehly sudah membelanjakan uang sekitar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15,3 triliun, sejak kedatangannya ke Stamford Bridge.

Hal itu membuat Chelsea disorot. Banyak yang menilai The Blues bakal kena jerat FFP, aturan yang menjaga keuangan klub tetap seimbang. Chelsea dianggap begitu jor-joran, saat tidak punya sponsor utama dan bakal absen di kompetisi Eropa musim 2023/2024.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, Chelsea dinilai punya strategi untuk menjaga keuangannya. The Athletic membedahnya, yang disebut ada beberapa taktik dijalankan Chelsea.

Pertama tentu saja adalah praktik amortisasi, di mana Chelsea membebankan nilai transfer pada jangka panjang kontrak pemain. Artinya, beban keuangan Chelsea tidak bertumpu hanya dalam setahun, melainkan dibebankan pada jangka panjang kontrak pemain. Di era Boehly, rata-rata pemain baru dikontrak di atas lima tahun.

UEFA kabarnya akan membatasi praktik amortisasi hanya dalam kurun lima tahun. Chelsea dengan cerdik memakainya sebelum aturan diterapkan. Plus, absennya di kompetisi Eropa membuat Chelsea jelas bakal terhindar dari pantauan UEFA di Eropa. Musim ini, Chelsea jelas masih akan selamat dari pemantauan di Eropa.

Kemudian, Chelsea juga menghasilkan banyak uang dalam penjualan pemain. Musim panas ini saja, klub London tersebut mendapatkan uang sebesar 250 juta paun usai melepas deretan bintangnya seperti Kai Havertz, Mason Mount, Mateo Kovacic, hingga Kalidou Koulibaly dan Edouard Mendy ke Arab Saudi.

Penjualan itu akan langsung tercatat dalam pembukuan Chelsea, yang akan membantu mengurangi beban amortisasi. Pemain yang dilepas Chelsea juga pemain-pemain lama, yang secara perhitungan memiliki beban pengeluaran kecil namun bisa menghasilkan keuntungan tinggi. Mount, Havertz, dan Kovacic misalnya, menghasilkan keuntungan 100 juta paun, yang bisa membantu mengurangi beban biaya transfer.

Jika dirinci, Chelsea rata-rata mengeluarkan uang 157,2 juta paun dalam tiga jendela transfer. Namun, pendapatan yang dihasilkan mencapai 149,6 juta paun dalam periode yang sama. Aturan UEFA sendiri punya kelonggaran buat klub dengan keuangan yang sehat, yakni boleh rugi sampai 90 juta paun dalam periode pemantauan tiga tahun.

Dan terakhir, Chelsea juga akan mengurangi beban dari gaji pemain. Di era Todd Boehly, pemain akan mengaturnya agar seimbang.

Misal, pemain bintang macam Romeo Lavia, jika direkrut, akan mendapat gaji kecil dengan sistem insentif (lolos ke Eropa dsb). Pengecualian untuk beberapa pemain saja, yang artinya Chelsea bisa berhemat soal gaji dengan sistem pertimbangan usia dan insentif.

Hal itu berbeda seperti di era Roman Abramovich, yang cenderung menggaji bintang dengan mahal tanpa peduli capaian atau kinerja si pemain.

Taktik Chelsea sendiri dinilai tetap punya risiko. Salah satunya adalah jika investasi bintang-bintangnya gagal di kemudian hari. Misal, Moises Caicedo tampil buruk yang jelas akan membuat harganya anjlok. Bagaimana mengatasinya? Chelsea dinilai harus memperbaiki kualitas scouting agar bintang mahalnya tak menjadi investasi bodong.

(yna/cas)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads