MU Bisa Juara Piala FA, tapi Kok Sulit Konsisten di Premier League?

MU Bisa Juara Piala FA, tapi Kok Sulit Konsisten di Premier League?

Okdwitya Karina Sari - Sepakbola
Sabtu, 01 Jun 2024 19:30 WIB
Soccer Football - Premier League - Manchester United v Newcastle United - Old Trafford, Manchester, Britain - May 15, 2024 Manchester Uniteds Rasmus Hojlund celebrates scoring their third goal with Diogo Dalot REUTERS/Molly Darlington EDITORIAL USE ONLY. NO USE WITH UNAUTHORIZED AUDIO, VIDEO, DATA, FIXTURE LISTS, CLUB/LEAGUE LOGOS OR LIVE SERVICES. ONLINE IN-MATCH USE LIMITED TO 120 IMAGES, NO VIDEO EMULATION. NO USE IN BETTING, GAMES OR SINGLE CLUB/LEAGUE/PLAYER PUBLICATIONS. PLEASE CONTACT YOUR ACCOUNT REPRESENTATIVE FOR FURTHER DETAILS..
Foto: REUTERS/Molly Darlington
London -

Eks pemain top Cesc Fabregas bingung dengan Manchester United. Fabregas tak habis pikir karena MU mampu juara Piala FA, tapi sulit konsisten di sepanjang musim.

Setan Merah nangkring di posisi delapan klasemen akhir Premier League, finis terendahnya di kompetisi ini. MU memenangi 18 pertandingan, kurang dari setengah total 38 pertandingan, dan 14 kali kalah yang menjadi rekor terbanyaknya dalam satu musim.

Meski demikian, MU berhasil mematahkan prediksi saat menghadapi juara bertahan sekaligus juara Premier League Manchester City di final Piala FA. MU mampu unggul dua gol lebih dulu, sebelum menyabet trofi lewat kemenangan dengan skor 2-1.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fabregas menghabiskan sebagian besar kariernya di Inggris bersama Arsenal dan Chelsea. Pelatih Como ini mengaku heran dengan performa Manchester United.

"Ketika anda mampu bermain di sebuah laga hidup-mati di level ini, itu menunjukkan kepada saya bahwa anda punya potensi untuk bermain dengan sangat baik di sepanjang musim. Tapi kok tidak terjadi? Ini yang harus dianalisis dan coba dipahami," sebut dia kepada podcast Planet Premier League.

ADVERTISEMENT

"Apakah karena kurang komitmen? Apakah karena kekurangan upaya, kurang keyakinan? Sulit, karena saya selalu bilang bahwa jika anda punya motivasi tambahan untuk sebuah laga hidup-mati, mengapa anda tidak melakukannya di sepanjang musim? Dan ini kadang-kadang yang membuat saya gagal paham."

"Saya tahu bahwa kadang-kadang ada pertandingan-pertandingan di mana anda kurang beruntung. Namun, ketika ada konsistensi tidak bermain dengan baik, melihat adanya jarak tertentu di antara lini atau pemain tidak berlari setelah kehilangan bola dan tidak mundur ke belakang, dan kemudian anda melihat hal yang sebaliknya di laga hidup-mati, laga terakhir musim, karena ini City, karena ini adalah sebuah final Piala FA, yang ditonton semua orang, itu memberi saya, terus terang, banyak pertanyaan," cetus Fabregas.

(rin/krs)

Hide Ads