Keane Sudah Tak Heran Lagi MU Keteteran Begini

Keane Sudah Tak Heran Lagi MU Keteteran Begini

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Jumat, 11 Okt 2024 14:40 WIB
Manchester Uniteds Christian Eriksen, left, and Manchester Uniteds Bruno Fernandes react during the English Premier League soccer match between Aston Villa and Manchester United, at Villa Park in Birmingham, England, Sunday, Oct. 6, 2024. (AP Photo/Rui Vieira)
Foto: AP/Rui Vieira
Manchester -

Roy Keane sudah tak heran melihat Manchester United keteteran di awal musim ini. Sebab ia sudah melihat tanda-tanda buruk yang diungkap pemain MU sendiri.

MU tampil payah di awal musim ini. 'Setan Merah' baru meraih tiga kemenangan dari 11 pertandingan di seluruh ajang.

Sudah lima laga terakhir gagal dimenangi. Tiga di antaranya adalah di Liga Inggris, yang bikin MU tertahan di posisi 14 klasemen setelah tujuh pekan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua kekalahan telak di kandang, masing-masing dari Liverpool dan Tottenham Hotspur, menempatkan tekanan besar ke MU, khususnya ke Erik ten Hag. Manajer asal Belanda itu diyakini tak punya banyak waktu lagi untuk membangkitkan tim.

Mantan kapten MU Roy Keane melihat ruang ganti tim sudah bermasalah. Kala MU imbang 1-1 dengan Twente di Liga Europa akhir September lalu, Christian Eriksen secara terbuka mengakui lawan lebih bertekad dan berkomitmen.

ADVERTISEMENT

Ia juga menyayangkan keputusan Eriksen mengungkap hal tersebut ke publik. Sebagai pemain senior, itu cuma akan makin bikin atmosfer tim kurang kondusif.

"Kalau itu suara-suara yang keluar dari ruang ganti, tak heran manajernya dalam masalah. Tak heran kalau mereka tak akan memenangi laga-laga, begitulah," ungkap Keane dalam siniar The Overlap, Kamis (10/10).

"Tapi ya memang di sana posisi United sekarang, kadang menang kadang kalah. Mereka akan menang beberapa laga tapi akan banyak kalah."

"Mereka terlalu terbuka, tidak atletis, mereka tak mencetak cukup gol. Saya tak yakin ada sebuah 'tim' di sana. Saya ingin tahu bagaimana kulturnya di lapangan latihan, siapa yang memberi tuntutan, siapa yang mendorong satu sama lain, siapa yang membantu para pemain muda? Apakah para pemain seniornya layak?" imbuhnya.




(raw/cas)

Hide Ads