Muka Tembok Sedikit, Garnacho

Muka Tembok Sedikit, Garnacho

Kris FW - Sepakbola
Selasa, 12 Nov 2024 20:40 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - NOVEMBER 10: Alejandro Garnacho of Manchester United celebrates with Amad Diallo of Manchester United and Joshua Zirkzee of Manchester United after scoring to make it 3-0 during the Premier League match between Manchester United and Leicester City at Old Trafford on November 10, 2024 in Manchester, United Kingdom. (Photo by Plumb Images/Leicester City FC via Getty Images)
Foto: Leicester City FC via Getty Imag/Plumb Images
Jakarta -

Absennya selebrasi Alejandro Garnacho usai bikin gol untuk Manchester United masih mengundang pembahasan. Salah satunya seputar saran agar ia pasang muka tembok.

Garnacho menyumbang satu gol ketika Man United menang 3-0 melawan Leicester City di partai Premier League pada akhir pekan lalu. Itu sekaligus menjadi laga terakhir Ruud van Nistelrooy sebagai karteker, sebelum Ruben Amorim datang.

Menurut Bruno Fernandes, kapten Man United, keengganan Alejandro Garnacho melakukan perayaan gol adalah karena pemain asal Argentina itu merasa kurang mendapatkan dukungan dari sejumlah suporter Setan Merah, terkait performanya yang kurang sip di beberapa laga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehubungan dengan itulah Troy Deeney, mantan pesepakbola yang sudah malang-melintang di Liga Inggris termasuk membela Watford, menyarankan tidak ada salahnya Garnacho sedikit bermuka tembok saat menghadapi kritikan.

Menurut Deeney, Alejandro Garnacho tidak perlu memikirkan apa kata-kata orang. Apalagi sebagai pemain di klub sebesar Man United, Garnacho akan selalu jadi sorotan apapun yang ia lakukan.

ADVERTISEMENT

"Satu, begitulah pemain zaman sekarang. Kulitnya 'tipis' sehingga ketika seseorang blak-blakan mengatakan sesuatu, yang lainnya merajuk," kata Deeney di talkSport.

"Kedua, jika ia terpengaruh dengan hal semacam itu, sebagai pesepakbola profesional yang lebih tua aku akan bilang kepadanya, 'mungkin kamu tidak cocok main bola'. Karena kamu bermain untuk klub bola terbesar di dunia. Jika main buruk, bakal ada yang mengkritikmu. Jika main bagus pun tetap akan ada yang nyinyir. Kamu main untuk Man United."

"Itu dinamakan kecemburuan dan itu adalah bagian dari permainan. Jadi, aku kecewa ia tidak merayakannya karena itu adalah gol yang luar biasa. Tapi momen ini akan menentukan buatnya di masa depan. Jika ia tidak bisa menghadapi hal semacam ini, sayang sekali, mungkin permainan ini tidak cocok buatnya," tuturnya.

(krs/nds)

Hide Ads