Perkenalkan Nicolas Jover, Guru Bola Mati Arsenal

Perkenalkan Nicolas Jover, Guru Bola Mati Arsenal

Adhi Prasetya - Sepakbola
Jumat, 06 Des 2024 09:00 WIB
LONDON, ENGLAND - OCTOBER 05: Nicolas Jover, coach of Arsenal reacts during the Premier League match between Arsenal FC and Southampton FC at Emirates Stadium on October 05, 2024 in London, England. (Photo by Stuart MacFarlane/Arsenal FC via Getty Images)
NIcolas Jover (kanan) bersama Mikel Arteta. Foto: Arsenal FC via Getty Images/Stuart MacFarlane
Jakarta -

Kehebatan Arsenal dalam situasi bola mati tak lepas dari jasa Nicolas Jover. Ia memoles The Gunners hingga mampu menjadi tim yang sulit diredam, khususnya dalam duel udara.

Seperti diberitakan BBC dan The Athletic, sejak awal musim 2023-24 hingga sekarang, sudah 30 gol yang diciptakan Arsenal via set-piece (penalti tak dihitung) di Premier League. Jumlah itu setara 25,2 persen gol yang mereka cetak selama periode tersebut.

Dari jumlah di atas, 22 di antaranya berasal dari sepak pojok, seperti gol Jurrien Timber dan William Saliba saat tim asuhan Mikel Arteta menekuk Manchester United 2-0 pekan ini. Angka ini ini menjadi yang tertinggi di antara tim manapun dari lima liga top Eropa (Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, dan Prancis).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas catatan di atas, kredit layak disematkan kepada Jover. Ia merupakan pelatih spesialis set-piece yang direkrut Arteta sejak musim panas 2021.

Karier profesional pria 43 tahun itu di sepak bola dimulai dengan menjadi analis video di Montpellier selama 2009-2016. Ia membantu tim tersebut memenangi Liga Prancis pada 2011-12 di bawah pelatih Rene Girard yang juga melambungkan nama Olivier Giroud.

ADVERTISEMENT

Selagi berada di Montpellier, ia juga sebentar menjadi analis pertandingan Timnas Kroasia pada 2013. Posisi pelatih set-piece baru diembannya pada 2016 saat direkrut oleh Brentford yang saat itu dilatih Dean Smith. Dari situ, petualangan di Inggris pun dimulai.

Selama tiga tahun Jover bekerja di Brentford, termasuk saat Smith digantikan Thomas Frank. Pada Juli 2019, Jover bergabung dengan Manchester City atas saran Arteta yang kala itu menjadi asisten Pep Guardiola. Ia bertahan sampai kontraknya habis pada Juni 2021 dan setelah itu diboyong Arteta ke Arsenal hingga kini.

Latihan berulang dan tidak bekerja sendiri

Jover memang menjadi 'suhu' dalam bola mati, namun ia tak bisa bekerja sendiri. Ia perlu memastikan para pemainnya tetap fokus berlatih, mengingat melatih bola mati bukan perkara mudah dan tak semua pemain 'antusias' dengan hal ini.

Komposisi pemain pun juga harus tepat. Bukan tanpa alasan Arsenal merekrut para pemain jangkung seperti Saliba, Gabriel, Kai Havertz, hingga Mikel Merino. Semua itu demi memperkaya opsi Arsenal untuk mencetak gol, termasuk dengan cara memenangkan duel udara dari bola mati.

Pengumpan ulung juga diperlukan. Bukayo Saka dan Declan Rice masing-masing telah mencetak tujuh asis via bola mati selama periode yang sudah disebutkan di atas. Perlu latihan konstan hingga muncul rasa percaya diri eksekusi mereka akan tepat sasaran dan berhasil.

"Setiap kali saya akan mengambil sepak pojok, saya tahu itu akan menjadi umpan bagus. Dalam benak saya, saya hanya berpikir untuk menempatkannya di tempat yang sama dan dengan pengulangan, anda akhirnya mencetak gol," ujar Rice, seperti dikutip The Athletic.

Arteta baru saja memperpanjang kontraknya di Arsenal hingga 2027. Jover, bersama dengan staf Arteta lainnya seperti Carlos Cuesta, Miguel Molina and Albert Stuivenberg, dikabarkan juga akan menerima hal yang sama dengan kenaikan gaji signifikan.

Melihat apa yang sudah dikerjakan selama ini, Jover tampak sudah mendapat penghargaan yang sepantasnya. Patut dinanti apakah Arsenal bisa kembali menjadi juara Premier League dengan ia berada di dalam jajaran staf.

(adp/raw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads