Kontroversi Michael Oliver, Kualitas Wasit Inggris Dipertanyakan

Kontroversi Michael Oliver, Kualitas Wasit Inggris Dipertanyakan

Bayu Baskoro - Sepakbola
Jumat, 14 Feb 2025 22:00 WIB
Soccer Football - Premier League - Everton v Liverpool - Goodison Park, Liverpool, Britain - February 12, 2025 Liverpools Alexis Mac Allister and Virgil van Dijk react as referee Michael Oliver looks on REUTERS/Phil Noble EDITORIAL USE ONLY. NO USE WITH UNAUTHORIZED AUDIO, VIDEO, DATA, FIXTURE LISTS, CLUB/LEAGUE LOGOS OR LIVE SERVICES. ONLINE IN-MATCH USE LIMITED TO 120 IMAGES, NO VIDEO EMULATION. NO USE IN BETTING, GAMES OR SINGLE CLUB/LEAGUE/PLAYER PUBLICATIONS. PLEASE CONTACT YOUR ACCOUNT REPRESENTATIVE FOR FURTHER DETAILS..
Wasit Michael Oliver dalam Derby Merseyside. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
London -

Wasit Michael Oliver bikin kontroversi saat memimpin pertandingan Derby Merseyside. Kualitas juru adil yang ada di Premier League pun dipertanyakan.

Nama Michael Oliver mencuat usai laga dua tim asal Merseyside, Everton vs Liverpool, Kamis (13/1/2025). Wasit berusia 39 tahun itu mengeluarkan empat kartu merah pada pertandingan yang berakhir sama kuat 2-2.

Oliver mengusir Abdoulaye Doucoure (Everton) dan Curtis Jones (Liverpool) yang baku hantam selepas gol kedua Everton. Dua kartu merah lainnya diberikan ke manajer The Reds, Arne Slot, dan assistennya Sipke Hushoff karena dianggap melakukan protes berlebihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu bukan satu-satunya kontroversi yang dibuat Michael Oliver dalam Derby Merseyside. Dia juga dianggap blunder karena memberikan tendangan bebas buat Everton, yang berujung gol, ketika tak ada pelanggaran berat dilakukan Liverpool.

Kepemimpinan Michael Oliver di laga Everton vs Liverpool disorot tajam Keith Hackett. Mantan ketua Asosiasi Wasit Profesional Inggris (PGMOL) itu menilai kualitas yang ditunjukkan Oliver menggambarkan juru adil yang ada di Inggris secara keseluruhan.

ADVERTISEMENT

Di mata Hackett, kualitas wasit yang dinaungi PGMOL mandek karena dipimpin orang-orang yang tak punya jam terbang internasional. Misalnya saja kepala kepelatihan PGMOL, Lee Mason, yang tak punya lisensi wasit FIFA.

"Satu aspek lain yang perlu dipertimbangkan: Oliver mengalami stagnasi dan saya pikir salah satu masalahnya adalah kualitas pelatih di PGMOL. Bila Anda menunjuk Lee Mason sebagai kepala kepelatihan, menurut saya Oliver berada di atas standar mereka dan di situlah kekurangannya," kata Hackett, dikutip dari Daily Mail.

"Mason belum pernah menjadi wasit internasional. Apakah para pelatih wasit cukup baik untuk tampil di level elit? Dibutuhkan lebih banyak hal guna menyuntikkan dinamika ke dalam diri mereka, serta menekankan kalau setiap pertandingan penting dan kami mengharapkan peningkatan performa."

"Saya telah berbicara dengan rekan-rekan tentang hal ini dan Oliver dapat tampil jauh lebih baik daripada sebelumnya," Hackett menuturkan.




(bay/cas)

Hide Ads