.webp)
Hugo Ekitike muncul sebagai striker yang dipertarungkan Liverpool dan Newcastle United. Seperti apa sih pemain berharga 85 juta paun itu?
Ekitike mengambil panggungnya musim lalu sebagai penyerang berpotensi besar di Eropa. Penyerang 23 tahun tersebut mencetak 15 gol dalam 33 penampilan bersama Eintracht Frankfurt di Bundesliga, dengan total torehan 22 gol dan 12 assist di 48 laga.
Penampilan itu langsung membuatnya dikaitkan dengan sejumlah klub top, meski sejauh ini baru dua yang menunjukkan keseriusan. Newcastle United sudah mengajukan tawaran pertama tapi ditolak, sementara Liverpool memulai pendekatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekitike lahir di Reims pada 20 Juni 2002 silam. Semasa kecilnya, pemain berdarah Kamerun dari sang ayah itu sempat bermain untuk Cormontreuil FC, tim di pinggiran kota Reims.
Ia kemudian masuk akademi Reims pada 2013 hingga meneken kontrak profesional pada 12 Juli 2020. Pada tahun yang sama, tepatnya di tanggal 17 Oktober, ia menjalani debut kala Reims kalah 1-3 dari Lorient.
Pada Januari 2021, Ekitike dipinjamkan ke klub Denmark Vejle Boldklub. Menariknya, pada Januari 2022, Ekitike sempat dapat tawaran gabung Newcastle tapi ditolak.
Pada musim panas tahun itu, pemain bertinggi 190 cm tersebut menerima pinangan Paris Saint-Germain sebagai pinjaman dengan opsi permanen. Tahun berikutnya, ia resmi jadi pemain PSG sepenuhnya namun malah dipinjamkan lagi ke Eintracht pada Februari 2024.
Peminjaman itu tak lepas dari kesempatan main yang minimal di PSG. Ekitike ingin main rutin sementara PSG masih punya Kylian Mbappe, Goncalo Ramos, Ousmane Dembele, dan Randal Kolo Muani.
Tapi keputusannya gabung Eintracht pada prosesnya menjadi jalannya untuk naik daun. Setelah bikin empat gol pada 14 penampilan pertamanya, Ekitike gabung Entracht secara permanen dan melejit musim kemarin.
Berposisi sebagai pemain nomor sembilan, Ekitike diberkahi fisik mumpuni yang bisa menjadi senjata di kotak penalti lawan. Tapi ia bukan tipikal pemain yang cuma beroperasi di area itu.
Ekitike justru lebih banyak mengandalkan kecepatannya untuk memanfaatkan transisi tim. Bukan tanpa alasan Eintracht punya xG alias angka perkiraan gol tertinggi dari serangan balik di Eropa.
"Dia bukan tipe striker yang akan selalu masuk ke kotak penalti menunggu umpan silang. Dia itu sangat mobil dan sulit dijaga," kata mantan pelatih Reims Oscar Garcia dikutip Sky Sports.
"Dia bisa cocok dengan tim-tim yang bermain dengan pendekatan lebih ke serangan balik, tapi juga cocok dengan tim-tim yang lebih menguasai bola, karena dia punya kemampuan untuk kedua gaya itu."
"Anda tak akan menemukan banyak striker seperti itu di usianya. Dia tinggi, cepat, mobil, sangat bagus dalam situasi satu lawan satu, bisa menahan bola, dan juga mencetak gol-gol."
(raw/krs)
