Bursa transfer senantiasa memantik antusiasme tersendiri. Pembelian-pembelian besar selalu dinantikan, tapi bisnis pintar jangan dilupakan.
Bursa transfer khususnya yang melibatkan pembeli dari Premier League selalu menjadi isu menarik. Perputaran uang yang masif di divisi teratas Liga Inggris itu memungkinkan klub-klubnya melakukan pembelian fantastis.
Liverpool misalnya, musim panas ini sudah menghabiskan sekitar 269 juta paun atau nyaris Rp 6 triliun! Angka itu masih sangat mungkin bertambah, karena juara bertahan tersebut sedang mengincar Alexander Isak milik Newcastle United.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Florian Wirtz jadi pembelian termahal Liverpool, dengan kabarnya tembus 100 juta paun plus bonus-bonus 16 juta paun. Jika serius mengejar Isak, Si Merah berpotensi memperbarui rekor pembeliannya musim panas ini juga.
Chelsea menjadi klub dengan belanja terbesar kedua musim panas ini, nilainya mencapai 212 juta paun. Diikuti Arsenal dengan 137,5 juta paun.
Tapi di balik pembelian-pembelian wah, ada pula penjualan-penjualan besar. Yang kerap luput dari perhatian adalah, profit-profit yang didapatkan klub dari bisnis ini.
Klub-klub yang di era Premier League tak masuk kategori Big Six (Liverpool, Manchester United, Arsenal, Chelsea, Manchester City, Tottenham Hotspur), bisa bersaing dalam hal ini. Mereka boleh kalah kekuatan finansial, tapi tak kalah cermat secara bisnis jual-beli.
Aston Villa misalnya, berhasil untung sekitar 102,7 juta paun (data Transfermarkt) dari menjual Jack Grealish ke Manchester City pada 2021. Mereka bisa untung maksimal karena Grealish adalah binaan sendiri.
Begitu pula dengan West Ham United, yang cuan gede dari penjualan Declan Rice ke Arsenal di 2023. Mereka untung penuh 101,9 juta paun karena Rice lulusan akademi klub.
Transfer Harry Kane dari Tottenham Hotspur ke Bayern Munich pun termasuk keuntungan maksimal. Spurs tak keluar modal untuk membelinya dari klub lain.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada keuntungan yang mengalahkan penjualan Philippe Coutinho. Liverpool cuan sekitar 117,9 juta paun saat melepasnya ke Barcelona, menempatkannya sebagai profit terbesar di Premier League sejauh ini.
Baca juga: Philippe Coutinho Hidup Tanpa Penyesalan |
Padahal Coutinho bukan binaan Liverpool. Mereka membelinya dari Inter Milan dengan total biaya di kisaran 11,3 juta paun lalu menjualnya seharga 117,9 juta paun, yang berarti Liverpool cuan 106,6 juta paun.
Maka tak heran kalau belakangan beredar lagi anekdot, bahwa Liverpool bisa belanja besar musim panas ini karena duit jualan Coutinho belum habis.
(raw/aff)