Dua Faktor yang Bikin Liverpool Jor-joran di Bursa Transfer

Dua Faktor yang Bikin Liverpool Jor-joran di Bursa Transfer

Putra Rusdi K - Sepakbola
Selasa, 02 Sep 2025 23:30 WIB
Soccer Football - Premier League - Liverpool v Arsenal - Anfield, Liverpool, Britain - August 31, 2025 Liverpools Dominik Szoboszlai celebrates scoring their first goal REUTERS/Phil Noble EDITORIAL USE ONLY. NO USE WITH UNAUTHORIZED AUDIO, VIDEO, DATA, FIXTURE LISTS, CLUB/LEAGUE LOGOS OR LIVE SERVICES. ONLINE IN-MATCH USE LIMITED TO 120 IMAGES, NO VIDEO EMULATION. NO USE IN BETTING, GAMES OR SINGLE CLUB/LEAGUE/PLAYER PUBLICATIONS. PLEASE CONTACT YOUR ACCOUNT REPRESENTATIVE FOR FURTHER DETAILS..
Foto: REUTERS/Phil Noble
Liverpool -

Mantan Direktur Liverpool Christian Purslow menilai Si Merah sangat boros di bursa transfer karena dua faktor. Dua faktor tersebut terkait performa dan finansial.

Liverpool menutup bursa transfer musim panas ini dengan mendatangkan Alexander Isak dari Newcastle United. Pemain berusia 25 tahun itu dibeli dengan nilai total 144 juta paun. Transfer Isak memecahkan rekor transfer Premier League.

Pembelian Isak semakin menegaskan Liverpool begitu jor-joran musim panas ini. Si Merah total mengeluarkan 483 juta euro pada bursa transfer kali ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Liverpool mendatangkan delapan pemain pemain pada musim panas ini. Ini merupakan pengeluaran terbesar sepanjang sejarah Liverpool di bursa transfer.

ADVERTISEMENT

Sangat borosnya Liverpool di bursa transfer menjadi anomali. Pasalnya dalam beberapa musim sebelumnya, Liverpool sering kali tak terlalu banyak mendatangkan pemain baru.

Mantan Direktur Liverpool, Christian Purslow, menilai borosnya Si Merah di bursa transfer ada dua faktor. Pertama, Liverpool merasa ini adalah waktu yang tepat untuk mendominasi Liga Inggris usai sebelumnya juara. Maka dari itu, mereka berusaha untuk memperkuat tim.

Faktor kedua menurut Purslow adalah soal terkait finansial. Liverpool mendapatkan banyak keuntungan dari sponsor hingga berani mengeluarkan uang besar untuk belanja pemain.

"Saya pikir mereka melihat posisi kompetitif untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, dan mereka melihat peluang nyata untuk benar-benar mendominasi sepak bola Inggris dan bahkan sepak bola Eropa, dengan cara yang mungkin belum terjadi dalam beberapa tahun terakhir, di mana mereka senang menjadi pesaing yang sangat kuat, tetapi tidak berusaha untuk memimpin pasar," ujar Purslow dikutip dari TBF.

"Mereka memiliki pendapatan sponsor yang luar biasa di dunia sepak bola. Lihat saja nama-nama besar, merek-merek ternama yang ada di pinggir lapangan setiap minggu, mereka memiliki omzet komersial yang sangat besar. Mereka membangun kembali Anfield dengan sangat sukses."

"Stadionnya selalu penuh sesak setiap minggu, jadi pendapatan mereka tinggi. Aturan-aturan ini menguntungkan klub seperti Liverpool, dengan pendapatan tinggi, dan saya pikir mereka mengamati dan merasakan perubahan suasana hati terkait aturan-aturan keuangan tersebut," jelasnya.

(pur/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads