.webp)
Performa Mohamed Salah di Liverpool belakangan ini benar-benar tidak terlihat. Si Raja Mesir dianggap kena mental akibat beberapa faktor. Apa saja?
Salah jadi aktor utama Liverpool meraih gelar juara Liga Inggris musim lalu. Winger asal Mesir ini memborong 29 gol dan 18 assist dari 38 pertandingan Premier League.
Liverpool mengapresiasi Salah dengan perpanjangan kontrak pada musim panas 2025. Salah diikat kontrak baru berdurasi 2 tahun dan mendapat gaji 400 ribu paun (Rp 5,8 miliar) per pekan, setelah melalui negosiasi alot dan panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi berbanding 180 derajat bagi Salah memasuki musim baru 2025/2026. Dia baru menyumbang 4 gol dan 2 assist dari 12 pertandingan yang dijalani.
Jebloknya Mo Salah berpengaruh besar buat Liverpool. Merseyside Merah sudah tumbang 6 kali di Liga Inggris dan kini tercecer di posisi ke-12 klasemen.
Di satu sisi, tidak sedikit fans Liverpool menilai Salah terlalu egois di lapangan karena tak mau tersaingi dengan pemain-pemain baru seperti Florian Wirtz. Arne Slot selaku manajer tim lebih memilih memainkan winger berusia 33 tahun itu ketimbang yang lain.
Performa buruk Mo Salah di Liverpool saat ini dikomentari pengamat sepakbola, Mohamad Kusnaeni. Pria yang akrab disapa Bung Kus ini menilai Salah terguncang secara psikologis dan itu berdampak dengan aksinya di lapangan.
"Salah menurut saya memang tidak dalam performa terbaik. Dia di beberapa pertandingan keliatan sekali kehilangan ritme," kata Bung Kus saat dihubungi detikSport.
"Dalam keadaan begini kadang-kadang Salah itu persoalannya kan soal mental ya, soal psikologis. Salah sepertinya agak down karena proses perpanjangan kontrak kemarin agak berlarut-larut," ujarnya.
Kurangnya dukungan dari fans Liverpool turut dianggap mempengaruhi performa Salah. Para penggemar seakan-akan melupakan jasa besar eks pemain AS Roma itu pada musim-musim sebelumnya.
Baca juga: Liverpool Hancur Lebur |
(bay/mrp)
