Itulah yang dialami bek kiri Chelsea, Ashley Cole, dalam pertandingan timnya melawan Queens Park Rangers di putaran ketiga Piala FA hari Sabtu (5/1/2008) lalu.
Tanpa kapten utama John Terry dan para deputinya Frank Lampard, Michael Ballack, dan Joe Cole dalam starting line up, manajer Avram Grant memilih Cole sebagai skipper alias komandan lapangan. Itulah kali pertama pemain berusia 27 tersebut bermain sebagai kapten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang mengherankan, Grant langsung menyuruh Cole menanggalkan ban kaptennya untuk dioperkan kepada Drogba. Instruksi ini tentu tidak biasa karena kapten utama sekalipun lazimnya tidak "merebut" ban kapten deputinya jika masuk belakangan.
Saat "serah terima jabatan" itu Cole tampak kebingungan, raut mukanya seperti menunjukkan sikap penolakan. Konon Cole kemudian merasa marah karena merasa dipermalukan.
Lalu, apa filosofi Grant mencopot ban kapten Cole di tengah pertandingan?
"Banyak pemain berkarakter pemimpin di tim kami yang tidak bermain melawan QPR. Maka kami memberikan ban kapten kepada Ashley. Saya pikir dia contoh yang baik untuk yang lainnya, selalu memberi 100 persen, selalu bahagia."
"Saya menyukai Ashley, dia pantas menjadi kapten. Tapi ada pilihan-pilihan lain sebagai pemimpin tim ini," urai Grant dikutip The Sun. "Drogba pun seorang pemimpin."
(a2s/key)