Posisi penjaga gawang bisa jadi merupakan salah satu titik terlemah timnas Inggris saat ini. Paul Robinson, David James, Scott Carson, Joe Hart atau Chris Kirkland masih belum bisa unjuk gigi dan jadi andalan sepenuhnya.
Problema terbesar dari sederet kiper tersebut adalah mereka bikin kesalahan yang sebenarnya tak perlu dalam pertandingan. Blunder itu acap jadi awal bencana, walau kiper bersangkutan sebelumnya sempat tampil memikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cara terbaik untuk belajar (memperbaikinya) adalah dengan berada di sekolah dengan fokus kepada tugas-tugas akademis. Saat Anda meninggalkan sekolah pada usia 16, Anda tak bisa memilikinya, Anda akan kehilangan itu."
Menurut penjaga gawang berusia 38 tahun tersebut, itulah mengapa kiper-kiper asing bisa lebih menonjol di Premiership daripada kiper lokal, kendati James dan Hart disebutnya sudah cukup bagus. "Itu mengapa kiper asing datang ke sini. Saya tahu beberapa dari mereka dan mereka orang-orang cerdas, seperti Petr Cech dan Edwin van der Sar."
Selain masalah pendidikan yang bisa membentuk daya konsentrasi para kiper, Lehmann juga menyebut kalau sistem kepelatihan Inggris keliru dalam mendidik bibit-bibit penjaga gawangnya.
"Saya bicara dengan fisio Gary Lewin, yang dulu jadi kiper di Arsenal, dan dia bilang dia dididik untuk tak pernah meninggalkan garis gawang karena itu bukan areanya. Itulah kesalahan besar pertama yang bisa Anda buat," koreksi Lehmann.
Kiper yang pernah membela Schalke, AC Milan dan Borussia Dortmund itu mencontohkan gaya bermain dirinya sendiri yang tak sungkan meninggalkan gawang. "Saat pertama datang ke sini, saya maju untuk mengantisipasi umpan silang dan umpan panjang. Saya kadang maju sampai 40 yard (sekitar 36,5 meter) di muka gawang. Saya membantu pemain belakang dan tim karena itu artinya mereka bisa lebih merangsek maju."
Pada musim pertamanya itu, Lehmann dengan gayanya tersebut sukses membawa Arsenal mencatat rekor tak terkalahkan terbanyak di Liga, sebanyak 49 partai antara Mei 2003 sampai Oktober 2004. Belakangan, sayangnya, dia justru banyak menuai kritik.
Untuk menjadi seorang kiper hebat, Lehmann juga bersikeras tahu rahasia jitunya. Namun dia enggan membagi rahasia tersebut, atau bahkan menularkannya dengan jadi pelatih kiper. (krs/arp)