Grant, The Unspecial One

Grant, The Unspecial One

- Sepakbola
Minggu, 25 Mei 2008 01:36 WIB
Jakarta - Mulai dari treble runner up hingga pernah melakukan wawancara aneh di hadapan media Inggris, karir Avram Grant ternyata tidaklah se-spesial pendahulunya, Jose Mourinho.

Grant pertama kali datang ke Stamford Bridge untuk menjabat sebagai Director of Football. Namun, rentetan penampilan Chelsea yang inkonsisten di awal musim 2007/08 pun lantas mengubah nasibnya. Mourinho selaku arsitek The Blues kala itu akhirnya dilengserkan dan Grant pun maju sebagai penggantinya.

Banyak yang mempertanyakan penunjukan Grant kala itu. Sebabnya adalah portfolionya yang belum secemerlang Mourinho yang ketika itu memiliki status sebagai pelatih yang pernah membawa Chelsea menjadi juara Premier League dua musim berturut-turut. Ditambah kenyataan bahwa The Special One merupakan pelatih yang pernah menjuarai Liga Champions--bersama FC Porto--, perbedaan keduanya pun makin timpang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, petinggi Chelsea tak peduli. Mereka tetap percaya bahwa Grant adalah orang yang tepat untuk menggantikan Mourinho.

Seiring dengan berjalannya waktu keyakinan para petinggi Chelsea ada benarnya juga. Chelsea yangsempat terseok-seok di awal musim di bawanya tampil konsisten. Imbasnya mereka pun sempat hampir memboyong titel juara Premiership yang ketika itu selangkah lagi menjadi milik Manchester United.

Atas kerjanya yang memusakan itu ia pun sempat dihadiahi kontrak baru oleh Chelsea yang membuatnya direncanakan akan tetap berada di kursi pelatih selama empat musim ke depan.

Namun, hal tersebut tetap tak bisa menjauhkan kritik pers Inggris terhadapnya. Berbagai spekulasi mengenai masa depannya tetap terus dihembuskan, termasuk kemungkinan dirinya akan digantikan oleh Frank Rijkaard musim depan.

Grant pun sempat ngambek. Ia lantas seperti menyatakan perang terhadap pers Inggris dengan melakukan wawancara setengah hati usai The Blues mengalahkan Everton bulan April lalu. "Itu merupakan wawancara yang paling aneh," tulis London Evening Standard ketika itu.

Meski demikian, pria berusia 53 tahun itu tetap tak peduli. Chelsea tetap berhasil dibawanya tetap memiliki kans untuk menjuarai Liga Inggris dan Liga Champions. Namun, pada akhirnya Grant tetap gagal.

Baik gelar Premier League dan Liga Champions, keduanya akhirnya terbang ke Old Trafford untuk dimiliki oleh MU. Hasil tersebut menambah tebal daftar runner up yang sudah dimilikinya dengan gagal menjuarai Piala Carling.

Ditambah kegagalan di Piala FA, jadilah pria asal Israel itu tak mempersembahkan satu gelar pun kepada publik Stamford Bridge. Tampaknya hal inilah yang kemudian membuat petinggi Chelsea memutuskan untuk memecatnya.

Prestasi paling tingginya "hanyalah" membawa Frank Lampard cs ke final Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sebuah hal yang bahkan Mourinho pun tak mampu melakukannya. Tetapi, Mourinho tak pernah membiarkan Chelsea hampa gelar dalam semusim semasa ia menjabat.

Kini ia sudah dilengserkan dari jabatannya. Hingga saat ini Chelsea masih belum mau memberitahukan siapa suksesor pria kelahiran 4 Mei itu dan spekulasinya pun masih tetap berkembang.

(roz/roz)

Hide Ads