Menanti Kiprah Parma di Eropa

Menanti Kiprah Parma di Eropa

- Sepakbola
Senin, 19 Mei 2014 11:11 WIB
Getty Images/Marco Luzzani
Jakarta -

Pernah ada masa di mana Parma jadi salah satu tim yang cukup rajin meraih trofi di Eropa. Setelah absen dari kompetisi Eropa selama beberapa tahun, Parma kini kembali lagi.

I Gialloblu meraih tiket terakhir ke Liga Europa setelah mengalahkan Livorno 2-0 pada pekan terakhir Serie A musim ini. Kepastian tersebut juga turut ditentukan oleh hasil imbang 2-2 yang didapat Torino kala bertanding melawan Fiorentina.

Demi memenuhi target tersebut, Parma tampil sangat ofensif. Mereka unggul penguasaan bola hingga 62:38. Tim asuhan Roberto Donadoni itu juga membuat 19 percobaan mencetak gol meski cuma empat yang mengarah ke gawang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Parma akhirnya membobol gawang Livorno pada menit ke-62 lewat sundulan Amauri, sebelum akhirnya tendangan dari jarak dekat pemain yang sama mennggandakan sekaligus memastikan kemenangan pada menit ke-80.

Tim besutan Roberto Donadoni tersebut finis di posisi keenam klasemen akhir Serie A dengan koleksi 58 poin dari 38 pertandingan. Mereka unggul satu poin atas Torino dan AC Milan yang masing-masing berada di posisi ketujuh dan kedelapan.

Parma pun berhak untuk bermain di babak kualifikasi ketiga Liga Europa musim 2014/2015. Ini adalah pertama kalinya mereka bermain di kompetisi Eropa sejak 2007. Pada 2005/2006, usai pengadilan memutuskan ulang posisi klasemen pasca-kasus calciopoli, Parma finis di urutan ketujuh. Mereka pun menggenggam tiket terakhir ke Piala UEFA ketika itu.

Parma dan Eropa adalah sebuah cerita menarik pada era 90-an. Mereka tampil sebagai kekuatan baru di Serie A ketika itu setelah promosi pada tahun 1990. Mereka kemudian tampil untuk pertama kalinya di Eropa pada 1991.

Bersamaan dengan sukses meraih trofi domestik, seperti Coppa Italia 1992, 1999, dan 2002, Parma juga sukses meraih berbagai trofi di Eropa.

Mereka tercatat pernah memenangi Piala UEFA 1995 dan 1999. Selain itu, mereka juga pernah menjadi juara Piala Super Eropa 1993 dan Piala Winners 1993.

Pencapaian paling manis tentu saja didapat pada musim 1998/1999, di mana mereka sukses menyandingkan Coppa Italia dengan Piala UEFA.

Parma yang ketika itu masih diperkuat Gianluigi Buffon, Nestor Sensini, Alain Boghossian, Juan Veron, Lilian Thuram, Hernan Crespo, Enrico Chiesa, hingga Paolo Vanoli dan Dino Baggio, menang 3-0 atas Marseille di final Piala UEFA. Sementara di Coppa Italia mereka menundukkan Fiorentina lewat dua leg; leg pertama di kandang Parma berakhir 1-1, sementara leg kedua di kandang Fiorentina berakhir 2-2. Parma lantas dinobatkan sebagai juara lewat agresivitas gol tandang.

Sial buat Parma, lewat era 90-an dan masuk ke era 2000-an, masalah mulai menghampiri. Bangkrutnya Parmalat selaku perusahaan induk membuat mereka dirundung kesulitan finansial. Setelah beberapa kali menjadi tim yang bertarung untuk lolos dari degradasi, Parma akhirnya turun ke Serie B pada pada 2007/2008, mengakhiri masa 18 tahun mereka di Serie A.

Setelah bermain semusim di Serie B, Parma kembali ke Serie A lagi pada 2009/2010. Di akhir musim itu, mereka finis di urutan kedelapan klasemen. Sejak saat itu, dimulailah era baru pembaruan Parma.

(roz/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads