Roma sebenarnya mengawali musim dengan cukup baik, bahkan sempat memimpin klasemen Liga Italia setelah 10 pekan pertama. Tapi setelah itu performa mereka melorot.
Di sembilan laga berikutnya mereka cuma memetik dua kemenangan meski cuma kalah dua kali. Alhasil posisi mereka juga berangsur-angsur turun hingga menempati posisi lima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam 18 pertandingan liga di bawah Spalletti, Roma cuma kalah satu kali dan menang 13 kali. Bahkan mereka sudah tak terkalahkan di 16 partai terakhir. Giallorossi pun sudah memastikan diri finis tiga besar musim ini, dan masih berkesempatan naik ke posisi dua.
"Pada satu titik kami sempat di posisi lima, tapi kemudian merangkai kemenangan beruntun. Kami memetik banyak kemenangan di liga ketika itu dan hanya satu kekalahan, melawan Juve," ujar bek Roma Kostas Manolas dikutip Football Italia.
"Itu adalah pemulihan yang bagus. Tapi kami harus tampil baik sejak awal pada musim depan," imbuhnya.
Soal perubahan dari Garcia ke Spalletti, Manolas menyebut yang paling signifikan ada pada intensitas latihan. Eks pelatih Zenit St. Petersburg itu juga selalu berupaya menekan kesalahan-kesalahan di tim.
Berkat polesannya, Roma mampu melewati Inter Milan dan Fiorentina dan menguntit Napoli dalam jarak dua poin saja.
"Sesi latihannya menjadi lebih intens. Spalletti bertindak sama ketika segala sesuatunya berjalan buruk atau baik. Dia akan menyoroti kesalahan-kesalahan yang kami buat dan meminta kami memperbaikinya," ujar Manolas.
"Di sepakbola, tak pernah ada rasa cukup. Hasil-hasil menjadi bukti bahwa kami melakukan kerja bagus. Kami sempat di belakang Inter, Fiorentina, dan Napoli. Kami bangkit dan meninggalkan para pengejar, kami sudah bekerja sangat baik," demikian bek asal Yunani ini. (raw/mrp)