Inter melepas Mancini pada 8 Agustus lalu. Sehari kemudian De Boer datang ke Giuseppe Meazza setelah ditunjuk untuk menjadi pengganti.
Ini jadi pengalaman pertama De Boer di Serie A, baik sebagai pemain maupun pelatih. Karier melatihnya sebelum ini sendiri sebagai pelatih kepala baru dijalani bersama Ajax (2010-2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah pasti saya tak bisa seperti banteng masuk ke toko barang pecah belah, seseorang dari Belanda yang datang dan kemudian ingin menjelaskan semua-semua bagaimana cara kerjanya. Untuk alasan itulah saya bergerak selangkah demi selangkah.
"Tidaklah mudah di awal, saya harus menggantikan posisi seorang pelatih asal Italia. Itu artinya ada banyak tekanan buat saya, semua orang melihat saya dengan mulut yang terbuka siap bicara," bebernya.
Pun begitu, De Boer menemukan pula hal-hal positif di Inter. Semisal latihan ringan macam handball yang disambut dengan hangat di Appiano Gentile.
"Ada para pemain dengan kualitas pemenang di sini, saya tak perlu melecut mereka untuk bergerak seperti di Ajax dulu. Sebuah permainan bola tangan yang sederhana memunculkan rasa senang di sini, sedangkan di Ajax melihatnya sebagai gangguan," sebut De Boer.
De Boer melewati dua pertandingan awalnya di Inter tanpa kemenangan (kalah dari Chievo dan seri dari Palermo). Tapi situasi lalu membaik berkat tiga kemenangan, salah satunya dari Juventus, walaupun masih ada masing-masing satu hasil seri dan kekalahan. Secara keseluruhan persentase kemenangan De Boer sebagai allenatore La Beneamata sejauh ini adalah 42,9%.
(krs/mrp)











































