Akhir pekan lalu Pellegri masuk jadi pemain pengganti saat Genoa menjamu Lazio di Stadio Comunale Luigi Ferraris. Ia masuk di menit ke-33 untuk menggantikan Ricardo Centurion.
Pellegri, yang baru 17 Maret lalu genap berumur 16 tahun, pada prosesnya berhasil memborong gol-gol Genoa di laga tersebut. Apiknya aksi Pellegri itu tetap mencuri perhatian walaupun Genoa tunduk dengan skor 2-3.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencapaian itu kian spesial karena sang ayah, Marco Pellegri, menyaksikan langsung aksi putranya dalam menorehkan rekor. Pellegri Senior tepatnya duduk di tepi lapangan, bolak-balik mengelap air mata haru. Ia adalah asisten pelatih Genoa.
Dalam wawancara usai pertandingan, Pellegri Junior tak kalah emosional ketika diperlihatkan video ayahnya yang sedang mengelap air mata haru. Laga tersebut memang sarat emosi untuk pasangan ayah-anak tersebut.
"Buatku dan ayahku, itu merupakan sebuah malam penting. Aku sudah mewujudkan sebuah impianku sedari kecil," katanya seperti dilansir Telegraph.
"Sejak kecil ayahku terus memantau perkembanganku dalam sepakbola. Sejak aku mulai berlatih sepakbola, ia senantiasa mengantarku latihan, bahkan saat cuaca dingin maupun dalam guyuran hujan," tutur si pesepakbola remaja.
Apa yang terjadi pada akhir pekan menjadi bab lanjutan dari sepak terjang Pietro Pellegri di awal kariernya. Produk asli akademi sepakbola Genoa itu sudah tak asing dengan rekor.
Pada 22 Desember 2016, Pellegri sudah membuat debut untuk tim senior Genoa di partai Serie A melawan Torino, dalam usia 15 tahun dan 280 hari. Ia menyamai rekor Amedeo Amadei sebagai debutan termuda Serie A.
Pada 28 Mei 2017, Pellegri mencetak gol pertama di Serie A dalam kekalahan 2-3 atas AS Roma. Ia menjadi pemain pertama kelahiran 2001, generasi milenial, yang mencetak gol di Serie A. Dan sejauh ini rekor-rekor si wonderkid Genoa tampak terus bertambah saja.
(krs/nds)