Milan Mau Apa Sih?

Milan Mau Apa Sih?

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Selasa, 28 Nov 2017 14:49 WIB
Foto: Erwin Dariyanto
Milan - Memecat Vincenzo Montella boleh jadi sebuah langkah yang perlu diambil AC Milan. Tapi menunjuk Gennaro Gattuso sebagai pengganti itu sebuah tanda tanya besar?

Milan memecat Montella setelah start yang medioker di musim ini. Rossoneri cuma memetik enam kemenangan dan dua kali berimbang, serta menelan enam kekalahan dari 14 pekan pertama.


Hasil-hasil itu membuat Milan berada di posisi tujuh klasemen sementara dengan nilai 20. Padahal ekspektasi tinggi sudah menyelimuti tim sejak musim panas lalu, menyusul belanja besar yang menembus angka 200 juta euro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan memecat Montella barangkali bisa diterima atas alasan itu. Hasil yang didapatkannya sejauh ini kurang pas dengan potensi yang dipunyai tim. Tapi menjadi pertanyaan besar saat Milan justru menunjuk pelatih tak berpengalaman sebagai pengganti.

Gattuso bahkan tak punya pengalaman melatih tim besar. Jangankan tim besar deh, melatih tim kaliber Serie A pun belum pernah.

Pria yang dijuluki 'Si Badak' semasa jadi pemain ini, dipecat klub pertama yang ditanganinya, FC Sion, hanya setelah 12 pertandingan. Dia cuma memetik tiga kemenangan dan menelan lima kekalahan.


Tim Italia yang pertama kali dipegangnya adalah Palermo di Serie B. Lagi-lagi diputus masa kerjanya, kali ini setelah delapan pertandingan dengan tiga kemenangan dan empat kekalahan.

Dia lantas merantau ke Yunani, melatih OFI Crete. Di Crete, Gattuso melalui 17 pertandingan, memetik lima kemenangan dan menelan sembilan kekalahan, sebelum akhirnya mundur karena alasan keuangan klub.

Dari sana, mantan gelandang tim nasional Italia itu melatih Pisa. Dia membawa Pisa promosi ke Serie B pada musim 2015/2016, tapi kembali terdegradasi pada musim berikutnya.

Dari seluruh tim yang ditanganinya itu, Gattuso mencatatkan persentase kemenangan terbaiknya saat melatih Palermo, yang cuma berusia delapan laga itu. Persentasenya adalah 37,5%. Secara pengalaman dan statisik, Gattuso bisa dibilang tak ada apa-apanya dibanding Montella.

Awal karier Montella sebagai pelatih adalah menjadi caretaker AS Roma di musim 2010/2011. Dia membawa Roma finis keenam, mencatatkan tujuh kemenangan, empat hasil imbang, dan lima kekalahan di seluruh ajang dengan persentase kemenangan 43,75%.

Tapi Montella tak dipertahankan Roma. Bersama tim 'kecil' Catania, Montella lantas mencuri perhatian dengan mengantarkan mereka finis ke-11 di musim 2011/2012, meski diprediksi bakal terdegradasi. Persentase kemenangannya memang hanya 30%, hasil dari 12 kemenangan, 15 kali imbang, dan 13 kekalahan dari 40 pertandingan.

Bersama Fiorentina, Montella menjaga catatannya. Dia melalui 151 pertandingan bersama 'Si Ungu', mencatatkan 79 kemenangan, 32 imbang, dan cuma 40 kali kalah. Tiga musim beruntun Fiorentina dibawanya finis keempat di Serie A dan lolos ke kompetisi Eropa.

[Gambas:Video 20detik]


Praktis baru bersama Sampdoria, reputasi Montella agak tercoreng. Dia mencatatkan persentase kemenangan terendah dalam kariernya, hanya 22,2% hasil dari enam kemenangan dan 15 kekalahan dari 27 laga. Tapi noda kecil itu tak membuat Milan ragu menunjuknya sebagai pelatih di awal musim 2016/2017 lalu.

Montella dinilai punya potensi untuk membangun fondasi tim. Milan kebetulan punya proyek besar untuk kembali ke jalur juara, dengan merekrut para pemain muda. Diavolo Rosso saat ini adalah salah satu tim dengan rata-rata usia termuda yakni 25,7 tahun, hanya kalah dari Fiorentina, Udinese, Crotone, dan Atalanta. Tapi nyatanya manajemen Milan tak cukup bersabar dengan Montella untuk menjalankan proyek tersebut.

Saat menunjuk Gattuso sebagai pengganti Montella, pertanyaan besar lainnya adalah apakah Milan tak belajar dari pengalaman tiga tahun terakhir? Sebab pelatih-pelatih minim pengalaman terbukti tak berhasil di sana. Sebut saja Clarence Seedorf, Filippo Inzaghi, dan Cristian Brocchi, semuanya hempas. Bahkan sosok-sosok yang relatif lebih berpengalaman seperti Sinisa Mihajlovic dan Montella saja tak berhasil.

Jika ingin menyelamatkan musim ini dari hasil buruk, Gattuso tentu bukan pilihan terbaik. Lain halnya kalau ingin coba-coba sejak awal musim.

Kenapa ya, Milan pilih Gattuso? (raw/cas)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads