Italia kini menjadi negara dengan jumlah korban terbanyak virus corona. Data termuktahir yang dirilis John Hopkins University menyebut, ada 12.428 yang meninggal akibat COVID-19 di Negeri Pizza--terbanyak di seluruh dunia.
Jumlah mengerikan itu banyak dinilai karena Italia terlalu lamban dalam menangani virus corona. Godin, yang baru pindah dari Atletico Madrid ke Inter pada musim panas tahun lalu, setuju dengan hal tersebut.
"Itu bukan masalah besar pada awalnya. Semua orang mengira itu masalah di Cina dan tidak akan menyebar ke negara lain," kata Godin, kepada ESPN.
"Langkah-langkah yang diberlakukan sangat, sangat lambat. Kami disuruh mengambil tindakan pencegahan, tetapi di tingkat pemerintah tidak ada tindakan drastis yang diambil, yang akan mencegah apa yang mungkin terjadi," jelasnya.
Kasus pertama virus corona di Italia muncul sejak 31 Januari 2020, usai dua turis China datang ke Roma. Sementara kematian pertamanya terjadi pada 22 Februari. Ketika itu, kompetisi Serie A bahkan masih lanjut digelar, sebelum kini sudah disetop.
Kini, Godin sudah pulang ke Uruguay setelah menjalani karantina dua pekan. Ia pun menyemangati dokter-dokter Italia, di mana Italia sudah kehilangan 33 dokter saat berjuang melawan corona.
"Pekerjaan yang dilakukan para dokter dan mereka semua dalam pelayanan kesehatan sangat mengesankan," kata Godin.
"Apa pun yang dilakukan untuk menghormati mereka akan muncul secepatnya. Mereka adalah pahlawan nyata hari ini. Gambar-gambar dari apa yang telah mereka lakukan benar-benar membuat tergugah," ujar bek 34 tahun itu.
(yna/cas)