Federasi Sepakbola Italia (FIGC) yakin pembatalan Serie A 2019/2020 bukan jalan terbaik. Bahkan Juventus pun tak akan sudi menerima hadiah Scudetto.
Wabah virus corona membuat Liga Italia diliburkan sampai waktu yang belum ditentukan. Apalagi jumlah kasus yang terjadi di negeri pizza itu masih terus bertambah.
Mengutip data John Hopkins University, sudah ada 115.242 korban di Italia, 13.915 di antaranya meninggal dunia dan 18.278 lainnya sembuh. Ada sekitar lebih dari lima pemain Serie A terpapar COVID-19.
Maka wajar jika muncul banyak opsi terkait kelanjutan musim ini. Apalagi para pemain juga ingin mendapat kejelasan mengingat ada yang kontraknya habis musim panas ini. Menunda-nunda kompetisi tentu bukan jalan terbaik mengingat ada kaitannya dengan sponsor.
Opsi terbaik saat ini disebut dengan mengakhiri musim saat ini juga dan menghadiahi Scudetto untuk Juventus yang kini memuncaki klasemen. Tapi, ide tersebut dirasa akan mendapat penolakan dari banyak klub, termasuk Juventus sendiri.
Sebab, Bianconeri tentu lebih ingin musim dilanjutkan sehingga mereka bisa meneruskan perjuangan mempertahankan gelar juaranya. Apalagi Juventus cuma unggul satu poin atas Lazio di posisi kedua sehingga perburuan gelar juara masih di sisa 12 pekan.
"Prioritas utama adalah menuntaskan musim. Rencananya sih dimulai 20 Mei atau awal Juni, lalu berakhir Juli," ujar Presiden FIGC, Gabriele Garvina, kepada TMW Radio.
"Ada kemungkinan juga berakhir Agustus atau September. Saya ingin bilang bahwa saya tidak suka jika harus mengorbankan musim lainnya untuk menuntaskan musim ini," sambungnya.
"Saya rasa membatalkan musim ini agar rumit. Ini akan terasa tidak adil, yang akan berujung tuntutan hukum nantinya karena kondisi darurat."
"Memang cuma Scudetto yang perlu dibereskan dan saya yakin Juventus pun tidak suka solusi itu," tutupnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(mrp/yna)