Juventus gagal melangkah lebih jauh di Liga Champions. Maka, apakah musim 2019/2020 ini jadi musim terburuknya Si Nyonya Tua?
Juventus menghadapi Lyon di leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Allianz Stadium pada Sabtu (8/8/2020) dini hari WIB. Meski menang 2-1, Juventus harus tersingkir karena secara agregat skornya 2-2 dan Lyon punya keunggulan gol tandang.
![]() |
Langkah Juventus pun terhenti. Apa daya, Juventus di musim 2019/2020 cuma bisa mengangkat satu trofi juara Liga Italia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Football Italia, bisa dibilang inilah musim terburuk Juventus sejak musim 2011/2012. Sebab, sejak itu Juventus bisa menyelesaikan musim dengan minimal dua trofi.
Selain sembilan kali Scudetto secara berturut-turut, biasanya Si Nyonya Tua mampu mengawinkan titel tersebut dengan trofi di kompetisi domestik lainnya yakni Coppa Italia atau Piala Super Italia.
Namun di musim 2019/2020, Juventus dikalahkan Lazio di Piala Super Italia. Di Coppa Italia, Cristiano Ronaldo dkk pun dikandaskan Napoli lewat adu penalti.
![]() |
Baca juga: Resmi! Juventus Pecat Maurizio Sarri |
Tak ayal, Juventus lantas memecat pelatihnya, Maurizio Sarri. Padahal di akhir bulan Juli kemarin, dirinya baru saja meraih titel Scudetto.
Maurizio Sarri sebenarnya masih memiliki sisa kontrak dua tahun di Turin. Mantan manajer Chelsea itu menerima gaji sebesar EUR 5,5 juta atau setara Rp 95,3 miliar setahun.
Tak hanya Sarri, seluruh staffnya ikut dipecat. Khusus Sarri, pihak klub Juventus akan membayar pesangon Sarri sebesar EUR 11 juta (Rp 190,7 miliar) bersih, dari total gaji kotornya sebesar EUR 20 juta (346,8 miliar).
Juventus pun masih belum juga mewujudkan mimpinya untuk merasakan gelar Liga Champions. Terakhir kali Juventus mengangkat 'Si Kuping Besar' adalah di musim 1995/1996 silam.
(aff/raw)