Pirlo, Pelatih Juventus dengan Start Terburuk dalam 10 Tahun Terakhir

Pirlo, Pelatih Juventus dengan Start Terburuk dalam 10 Tahun Terakhir

Adhi Prasetya - Sepakbola
Sabtu, 31 Okt 2020 03:00 WIB
CROTONE, ITALY - OCTOBER 17: head coach of Juventus Andrea Pirlo looks on during the Serie A match between FC Crotone and Juventus at Stadio Comunale Ezio Scida on October 17, 2020 in Crotone, Italy. (Photo by Getty Images/Getty Images)
Pirlo baru meraih dua kemenangan di atas lapangan sejauh ini. Foto: Getty Images/Getty Images
Jakarta -

Andrea Pirlo menjalani start yang kurang mantap sebagai pelatih Juventus. Melihat hasil sejauh ini, allenatore 41 tahun itu bahkan menjadi pelatih Bianconeri dengan start terburuk di rezim kepemimpinan Andrea Agnelli.

Pirlo, yang baru ditunjuk membesut Juventus pada Agustus lalu, merupakan pelatih kelima Juventus semenjak Agnelli naik tahta sebagai presiden pada 2010. Sebelumnya, ada Luigi Delneri (2010-2011), Antonio Conte (2011-2014), Massimiliano Allegri (2014-2019), dan Maurizio Sarri (2019-2020).

Juventus merupakan tim perdana yang dilatih Pirlo dalam karier manajerialnya. Sejauh ini, tanpa menghitung duel Juventus vs Napoli yang dimenangi Si Nyonya Tua 3-0 lewat keputusan di luar lapangan, ada enam laga yang sudah dipimpin oleh Pirlo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, Juventus menang dua kali, imbang tiga kali, dan kalah sekali. Rupanya, hasil ini merupakan yang terburuk jika dibandingkan dengan para pendahulunya.

Del Neri, yang cuma membawa Juventus finis ketujuh di Serie A 2010-11, mencatat empat kemenangan, sekali seri, dan sekali kalah dalam enam laga perdananya bersama Alessandro Del Piero dkk. Sementara Conte, ia meraih tiga kemenangan dan tiga hasil imbang.

ADVERTISEMENT

Allegri paling bagus. Ia selalu meraih kemenangan di enam laga perdananya, bahkan tak kebobolan sebiji gol pun. Sedangkan Sarri, yang digantikan oleh Pirlo, meraih empat kemenangan dan dua hasil imbang.



Permainan Juventus yang belum mengesankan di bawah Pirlo sejauh ini bisa dibilang dipengaruhi beberapa faktor, seperti persiapan yang minim dan absennya sejumlah bintang.

Pandemi COVID-19 membuat selesainya kompetisi sepakbola menjadi molor hingga Agustus pada musim lalu. Imbasnya, musim ini pun jadwal menjadi padat karena dipepet waktu, mengingat kompetisi harus usai sebelum dimulainya Piala Eropa pada Juni tahun depan.

Pemadatan jadwal membuat masa pramusim menjadi begitu singkat bagi Pirlo, yakni kurang dari sebulan sebelum kickoff Liga Italia. Selama rentang waktu itu, Juventus cuma sekali melakukan latih tanding, yakni melawan Novara.

Bisa dibilang, Pirlo harus langsung menguji taktik dan strateginya langsung di kompetisi resmi, tanpa punya banyak waktu untuk fase trial and error.

Hal ini diperparah dengan minimnya pemain yang bisa diturunkan Pirlo. Cristiano Ronaldo sempat absen karena terkena COVID-19. Matthijs De Ligt masih dibekap cedera, Giorgio Chiellini pun ikut-ikutan.

Juventus juga memiliki sejumlah pemain baru yang membutuhkan masa adaptasi, seperti Dejan Kulusevski, Federico Chiesa, Weston McKennie, Gianluca Frabotta, hingga Alvaro Morata. Kombinasi faktor-faktor di atas diperkirakan menjadi sebab belum maksimalnya racikan Pirlo sejauh ini.

Selanjutnya, Juventus akan menghadapi Spezia di Liga Italia pada Minggu (2/11) pukul 21.00 WIB. Bisakah Pirlo membawa Paulo Dybala dkk bangkit?




(adp/pur)

Hide Ads