Juventus terjerat kasus manipulasi nilai transfer. Si Nyonya Tua hanya dikenakan hukuman pengurangan poin dan bukan degradasi. Kok bisa?
Juventus dihukum pengurangan 15 poin oleh Pengadilan Banding Federal. Sanksi itu diberikan setelah Bianconeri divonis bersalah dalam manipulasi nilai transfer dan keuntungan modal.
Hukuman yang dijatuhkan lebih berat daripada tuntutan jaksa FIGC (Federasi Sepakbola Italia). FIGC sebelumnya menuntut sanksi pengurangan 9 poin kepada Juventus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak sedikit yang menilai Juventus layak diberi hukuman lebih berat, termasuk sanksi degradasi. Klub Turin itu pernah kena skandal Calciopoli alias kasus pengaturan pertandingan pada 2006, skandal yang membuat mereka jeblos ke Serie B.
Jurnalis keuangan Italia, Marco Bellinazzo, menilai skandal Juventus saat ini mencoreng nama Serie A. Kendati demikian, amat sulit menjatuhkan hukuman degradasi lantaran tidak didukung bukti kuat di lapangan.
"Ini bisa jadi lebih buruk daripada Calciopoli dalam hal citra sepakbola Italia. Sanksi 15 poin untuk Juventus, salah satu klub Serie A terpenting, menjadi berita utama di luar negeri," kata Bellinazzo, dilansir dari Football Italia.
"Semua orang bisa melihat itu. Sesuatu seperti ini tidak akan memungkinkan Serie A mencapai level Premier League," sambungnya.
"Itu [hukuman degradasi, red] salah satu pilihan, tapi untuk sampai ke sana, akuntansi palsu harus dibuktikan bersamaan dengan fakta Juventus tidak memiliki persyaratan keuangan yang mereka klaim. Ini sangat sulit dibuktikan karena selama tiga tahun terakhir, mereka juga mendapat suntikan dana sebesar 700 euro, jadi saya akan mengesampingkan sanksi semacam ini."
"Kendati demikian, kami tidak mengetahui isi dari semua 14.000 halaman yang dikumpulkan oleh Kejaksaan Turin yang akan diungkapkan pada sidang pendahuluan pada 27 Maret," Marco Bellinazzo mengungkapkan.
(bay/raw)