Federasi Sepakbola Italia (FIGC) membidik Luciano Spalletti sebagai pelatih baru timnas, namun ternyata tak semudah itu menunjuknya. Ada Napoli yang meminta kompensasi untuk pelatih 64 tahun itu.
Spalletti meninggalkan Napoli usai menjadi juara Serie A musim lalu. Meski sudah mundur, ia masih terikat kontrak dengan Partenopei, yang masih menggajinya hingga tahun depan.
Selama kurun waktu itu, Spalletti dilarang melatih tim lain, kecuali ada yang mau membayar ganti rugi kepada Napoli. Jumlahnya sebesar tiga juta Euro atau sekitar 50 miliar Rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya selalu menghormati Timnas Italia, dan sewaktu kecil, selain Napoli, merekalah satu-satunya tiim yang saya senangi," ujar Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, dikutip Football Italia.
"Luciano Spalletti, meski memiliki kontrak di tahun terakhir dengan Napoli, menyatakan ingin rehat usai memenangi scudetto karena merasa amat lelah. Atas segala kinerjanya, saya tak menghalanginya, meski saya memintanya menghormati kontrak."
"Saya memberinya kesempatan untuk beristirahat. Saya lalu mencari pengganti Spalletti, seseorang yang berpengalaman dan berprestasi. Saya senang bisa mendatangkan Rudi Garcia, yang saya yakin akan bekerja dengan baik."
"Kembali ke Spalletti, saat mengizinkannya tak menuntaskan kontrak, saya meminta jaminan ia patuh dengan masa cutinya, termasuk penalti jika ia gagal berkomitmen."
Selama ini, FIGC tak pernah mengeluarkan biaya jika harus menunjuk pelatih untuk Timnas Italia. Namun De Laurentiis menegaskan bahwa ia menuntut tebusan bagi siapa saja yang mau mempekerjakan Spalletti lebih cepat dari seharusnya.
"Jika pilihan jatuh pada Spalletti, pelatih hebat dengan pengalaman 25 tahun di level tinggi, dan mereka menawarkan gaji tiga juta Euro untuk tiga tahun, tak ada alasan mengapa mereka tak bisa membayar satu juta Euro per tahun untuk menebusnya dari kewajiban kontrak. Semua ini tak konsisten."
Baca juga: Spalletti Bukan Lagi Cuti Panjang, tapi... |
"Untuk Napoli, tiga juta Euro tidak banyak, apalagi untuk Aurelio De Laurentiis. Ini bukan masalah uang, tapi prinsip. Tak hanya menyangkut Napoli, tapi seluruh sistem sepak bola Italia, yang tak boleh lagi bersikap amatir dengan mematuhi aturan bisnis."
"Jika diberi pengecualian, sistem sepak bola tak akan berkembang dan ke depannya akan ada lagi kasus semacam ini. Begitu juga dengan sikap para pihak yang berwenang ini, yang tak tahu cara mengelola bisnis," jelas De Laurentiis.
Sky Sports melaporkan FIGC tengah mengkaji apakah kompensasi itu hanya berlaku untuk klub, sehingga mereka bisa 'mengelak' dari kewajiban tersebut. Sebab, Timnas Italia secara logis takkan bertanding melawan Napoli.
(adp/pur)