.webp)
Daniele De Rossi menandai laga pertamanya melatih AS Roma dengan kemenangan. Setelah itu, ia melontarkan pernyataan yang diduga menyindir Jose Mourinho.
Laga perdana De Rossi sebagai pelatih di klub yang dulu juga pernah diperkuatnya itu adalah dengan menjamu Verona di Olimpico, Minggu (21/1/2024) dini hari WIB. Giallorossi menang 2-1.
Romelu Lukaku membuka keunggulan Roma lewat golnya di menit ke-20. Gol berawal dari aksi Lorenzo Pellegrini merebut bola di tengah lalu mengoper ke Stephan El Shaarawy, yang pada akhirnya menyodorkan bola ke Romelu Lukaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima menit berselang, AS Roma sukses menambah keunggulan. Kali ini Lukaku yang menjadi kreator dengan kiriman bola ke arah tiang jauh. El Shaarawy gagal mengontrol bola, tapi masih ada Pellegrini yang memaksimalkan peluang.
Ada pula gol Verona yang dianulir di menit ke-56. Verona juga membuang peluang dari titik putih setelah eksekusi penalti Milan Djuric bikin bola melambung.
Barulah di menit ke-76 Verona sanggup menipiskan selisih lewat sepakan keras Michael Folorunsho. Skor tidak berubah sampai akhir laga, AS Roma menang 2-1 di laga perdana De Rossi di kursi pelatih.
Komentar Daniele De Rossi usai laga
Setelah Roma mengalahkan Verona, De Rossi menegaskan bahwa dirinya menginginkan para pemain untuk bisa lebih banyak menguasai bola dan kemudian menggulirkan si kulit bundar dengan cepat guna mendominasi permainan.
Pernyataan Daniele De Rossi itulah yang diduga sebagai bentuk sindiran kepada gaya melatih Jose Mourinho, yang lazim dianggap lebih pasif bahkan cenderung defensif. Mourinho dipecat AS Roma pada 16 Januari 2024 dan kemudian digantikan De Rossi.
"Aku sangat menyukai babak pertama, tapi jika itu dilakukan tanpa kecepatan yang tepat, tanpa menggerakkan bola dengan cepat dan tanpa mengingat alasan di baliknya, maka kami akan kesulitan," katanya kepada DAZN.
"Aku percaya kami harus bisa mengendalikan bola untuk mendominasi permainan, itu adalah salah satu hal pertama yang kami sedang lakukan. Tapi itu baru ada artinya jika kami bisa melakukannya dengan cepat untuk menghindari tekanan lawan. Jika menguasai bola dengan lambat, maka kami tidak bisa segera menghabisi lawan, kami jadi malah terlena dan ketiduran."
"Kami menjadi terlalu mudah ditebak, lawan sudah penuh persiapan dan tahu bagaimana menangani situasi-situasi jika kami tidak mampu menggulirkan bola dengan cepat," tuturnya.
(krs/cas)
