Cagliari adalah klub terakhir dalam karier kepelatihan Claudio Ranieri. Setelah menyelamatkan Gli Isolani dari degradasi, Ranieri pensiun.
Keputusan itu diambil beberapa hari setelah Cagliari menang 2-0 di kandang Sassuolo. Hasil itu memastikan Cagliari bertahan di Serie A musim depan setelah unggul tiga poin dari Empoli di posisi ke-18 dan Sassuolo turun kasta.
Dengan satu laga tersisa, Cagliari tidak mungkin dilewati Empoli karena unggul head-to-head. Ranieri langsung diarak di lapangan setelah laga berakhir karena jadi pahlawan untuk klub itu.
Tapi, itu adalah satu dari dua laga terakhir Ranieri bersama Cagliari. Setelah laga kandang kontra Fiorentina, Jumat (25/5/2024) dini hari WIB nanti, Ranier akan mundur dari sepakbola untuk selama-lamanya.
"Mister Ranieri baru saja mengucapkan salam perpisahan dengan Cagliari: Dalam dua periode bersama klub, dia selalu membawa tim meraih target. Setelah dua kali membawa tim promosi di masa lampau (dari Serie C ke Serie A) dan bertahan di kompetisi teratas, dia membuat pencapaian luar biasa lagi dalam 1,5 tahun terakhir," ujar pernyataan resmi klub.
"Ini seperti menyempurnakan kisah Ranieri di sini. Bertahan di Serie A, sama seperti 31 tahun lalu, lagi-lagi di Emilia-Romagna, satu hari sebelum musim berakhir."
"Ini seperti kita sedang menonton film, film pemenang Oscar, film yang membuat Anda terpesona dengan skenarionya yang sempurna. Salah satu yang membuatmu tertawa, tapi juga menggerakkanmu dan membuatmu emosional."
"Ini adalah air mata kebahagiaan dan rasa syukur kepada pria yang sudah menuliskan beberapa skenario terindah dalam sejarah Cagliari. Kami tidak akan pernah melupakan apa yang dilakukannya di sini.
Bagi Ranieri, Cagliari adalah klub profesional pertamanya sebagai pelatih pada tahun 1989-1991. Setelah meninggalkan Cagliari di tahun tersebut, Ranieri melanglangbuana ke berbagai klub di Eropa sebelum kembali pada 2022.
Sebut saja Napoli, Fiorentina, Valencia, Atletico Madrid, Chelsea, Parma, Juventus, AS Roma, Inter Milan, Timnas Yunani, Leicester City, Nantes, Fulham, Roma (periode kedua), Sampdoria, dan Watford.
Prestasi terbaik pria berjuluk The Tinkerman itu tentu saat membawa Leicester menjuarai Liga Inggris 2015/2016, setelah semusim sebelumnya lolos dari degradasi.
Arrivederci, Ranieri!
Baca juga: Milan Vs Cagliari: Rossoneri Menang 5-1 |