Maurizio Sarri Ngaku Salah Banget Tinggalkan Chelsea

Maurizio Sarri Ngaku Salah Banget Tinggalkan Chelsea

Bayu Baskoro - Sepakbola
Sabtu, 08 Jun 2024 10:00 WIB
Soccer Football - Europa League - Chelsea Press Conference - Cobham Training Centre, Cobham, Britain - March 6, 2019   Chelsea manager Maurizio Sarri during the press conference   Action Images via Reuters/Matthew Childs
Maurizio Sarri semasa membesut Chelsea. (Foto: Matthew Childs/Reuters)
Jakarta -

Maurizio Sarri hanya bertahan satu musim di Chelsea sebelum balik lagi ke Italia. Keputusan itu kini diakuinya sebagai kesalahan fatal.

Sarri ditunjuk sebagai manajer Chelsea pada 2018. Dia didatangkan dari Napoli menggantikan Antonio Conte yang dipecat sehari sebelum kedatangannya di Stamford Bridge.

Pada musim pertamanya, Sarri berhasil membawa Chelsea menembus final Piala Liga Inggris dan Liga Europa. Dia sukses mempersembahkan gelar 'Liga Malam Jumat' usai mengalahkan Arsenal di final.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu menjadi satu-satunya trofi Sarri di Chelsea. Pria yang dikenal perokok berat ini kemudian memutuskan cabut dari Stamford Bridge dan kembali ke Italia menukangi Juventus.

Maurizio Sarri hanya bertahan semusim di Juventus sebelum kena PHK usai membawa timnya juara Serie A. Dia lalu merapat ke Lazio pada 2021 hingga akhirnya didepak pada Maret 2024.

ADVERTISEMENT

Sarri saat ini masih menganggur dan belum menerima tawaran dari klub lain. Kepada Sky Sport Italia, pelatih 65 tahun ini mengakui keputusannya meninggalkan Chelsea yang baru dibesutnya selama semusim itu keliru.

"Itu adalah kesalahan paling fundamental dalam karier saya. Kami memiliki segalanya yang diperlukan untuk bertahan, ini adalah klub yang sulit untuk dikerjakan di mana Anda mungkin tidak bisa mengakhiri musim kedua, hampir tak ada pelatih yang bertahan di era Roman Abramovich," kata Sarri kepada Sky Sport Italia.

"Setidaknya saya akan tetap berada dalam situasi umum Liga Inggris. Kami menjalani musim yang baik di sana karena musim sebelumnya tim finis di posisi kelima, kemudian kami berada di posisi ketiga di belakang Liverpool dan Manchester City yang berada di atas segalanya," sambungnya.

"Kami menjuarai Liga Europa dengan 13 kemenangan dan kalah di final Piala Carabao melalui adu penalti dari Manchester City, setelah menyingkirkan Liverpool dan Tottenham yang pada tahun itu berhasil mencapai final Liga Champions."

"Saya membuat kesalahan besar yang seharusnya saya hindari. Keinginan untuk kembali ke Italia seharusnya tidak kalah dengan keinginan untuk bertahan di Premier League, tapi bukan itu masalahnya," Maurizio Sarri menuturkan.




(bay/ran)

Hide Ads