Inter Mau Treble Lagi? Ini Pantangannya

Inter Mau Treble Lagi? Ini Pantangannya

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Rabu, 19 Mar 2025 06:06 WIB
Soccer Football - Serie A - Atalanta v Inter Milan - Gewiss Stadium, Bergamo, Italy - March 16, 2025 Inter Milans Carlos Augusto celebrates scoring their first goal REUTERS/Alessandro Garofalo
Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo
Milan -

Inter Milan dalam jalur bagus untuk meraih treble lagi dan pelatih Simone Inzaghi meyakini peluang itu. Tapi ada satu pantangan yang diingatkan.

Inter Milan berpeluang meraih tiga gelar musim ini. Selain memimpin Serie A dengan keunggulan tiga poin atas Napoli, mereka juga makin dekat dengan trofi di dua kompetisi lainnya.

Klub berjuluk Nerazzurri itu akan menghadapi rival sekota, AC Milan, pada semifinal Coppa Italia. Di Liga Champions, Lautaro Martinez dkk bakal menghadapi Bayern Munich pada babak perempatfinal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laju baik ini membuka kemungkinan buat Inter mengulang prestasi membanggakan saat memenangi treble pada 2009/2010, di bawah arahan Jose Mourinho. Mereka masih jadi satu-satunya tim Italia yang bisa meraih tiga gelar utama dalam semusim.

Awal Maret ini Pelatih Inter Simone Inzaghi sempat menyatakan timnya mengincar tiga gelar itu, sembari menunjukkan gestur tiga jari. Ini yang kemudian dikoreksinya, bukan mengurangi tapi menambah target, yakni mengejar empat titel termasuk Piala Dunia Antarklub.

ADVERTISEMENT

Pelatih legendaris Italia Fabio Capello melihatnya sebagai pertanda bagus buat Inter Milan. Sebab sang pelatih ingin membangun kesadaran timnya, bahwa mereka benar-benar mampu.

Satu-satunya ujian buat Inter adalah perihal pendekatan pertandingan. Terpeleset melawan tim-tim yang di atas kertas lemah akan merusak keyakinan itu.

"Sekarang, gestur tiga jari dari Inzaghi itu membawa pengaruh besar. Saat pelatih melakukan itu, itu artinya dia sangat yakin bahwa memenangi tiga trofi ini memungkinkan," tulis Capello dalam kolom di La Gazzetta dello Sport.

"Saya tahu dari pengalaman apa artinya punya keyakinan itu, dan dia jelas menularkannya ke timnya. Bahaya terbesarnya sekarang adalah meremehkan laga-laga melawan tim-tim yang dianggap lebih lemah."

"Saat menghadapi tantangan berat, Inter unjuk gigi dan menampilkan kekuatan penuh mereka. Namun melawan tim-tim yang kurang kuat, saya tahu risikonya dari menangani sejumlah klub top, bahwa krusial untuk menghindari masuk lapangan dan membuang waktu bermain tidak seperti tim besar," ungkapnya.




(raw/bay)

Hide Ads