Kisah Tifosi Juve di Kota Milan
Rabu, 31 Okt 2007 13:07 WIB
Jakarta - Jangan kira semua warga Kota Milan mendukung Inter Milan atau AC Milan. Juventus yang merupakan musuh besar dua klub tersebut justru punya cukup banyak tifosi.Dijamin tak banyak pendukung Real Madrid asal Barcelona atau fans Manchester United yang tinggal di Liverpool. Namun di kota Milan jumlah fans setia Bianconeri cukup besar, mencapai 630 orang.Karena Juve merupakan musuh besar Milan dan juga Inter, maka bisa ditebak kesulitan macam apa yang dihadapi Juventini itu. Bayangkan, untuk saling bertemu saja mereka harus diam-diam dan sedikitpun tidak menggunakan atribut hitam-putih. Masalah lain dihadapi saat ingin menyaksikan Alessandro Del Piero dkk bertanding.Setiap hari Minggu sekitar 100-an anggota fans klub yang menamai dirinya Madunina itu pun harus ekstra hati-hati pergi ke stasiun dan naik kereta menuju Turin. Bertemu dengan fans Rossoneri dan Nerrazzuri adalah hal yang sangat dihindari."Antara fans Juventus dan anggota ultra Inter ada kebencian mendalam. Tapi banyak fans Inter sebenarnya hidup berdampingan dengan fans Juventus atau tim lain di kota mereka," ungkap Igor, salah satu anggota Madunina seperti diberitakan Yahoosports, Rabu (31/12/2007).Pemilihan nama Madunina pun bukannya tanpa alasan. Nama itu dipilih karena mereka tak mau nama fans klub tersebut "dikotori" dengan nama Milan, namun pada saat bersamaan merasa bangga menjadi fans Juventus meski tidak berasal dari Turin. Madunina adalah nama patung di tengah Katedral Milan dan merupakan ciri khas kota mode itu.Meski di kota Milan ada dua tim dengan prestasi yang tak kalah mentereng, namun anggota Madunina sudah menjatuhkan pilihannya pada klub yang paling banyak mengoleksi Sudetto itu. Ancaman kekerasan verbal dan bahkan fisik bukan sebuah halangan."Saya mendukung Juve karena tak bisa membayangkan kalau saya mendukung klub. Seperti saya katakan ke teman saya, saya menyaksikan sepakbola karena saya fans Juve. Kalau tidak, saya tak akan mengikuti sepakbola. Mendukung Juve seperti menjadi bagian sekte keagamaan," ungkap anggota lain Paolo Bencardino. (din/arp)











































