Suporter mengecam kerja sama Bayern Munich dengan Qatar, negara yang dituding banyak membuat pelanggaran HAM. Fans menuntut kerja sama dihentikan.
Bayern memang punya kontrak kerja sama dengan Qatar Airways sejak 2018. Maskapai asal Qatar itu menjadi partner penerbangan Die Roten sampai 2023.
Fans Bayern mulai mengutarakan protesnya soal kerja sama itu. Mereka mengecam klub yang dinilai bekerja sama dengan negara dengan reputasi Hak Asasi Manusia yang buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhir pekan lalu, para suporter membentangkan spanduk protes di tribune Allianz Arena. Hal itu menjadi bentuk kecaman suporter kepada Qatar, yang dinilai melakukan sports washing atau upaya menutupi pelanggaran HAM lewat olahraga.
Qatar dinilai punya reputasi buruk terkait masalah HAM. Negara teluk itu disorot terkait persiapan gelaran Piala Dunia 2022 di sana.
Menurut laporan investigasi Guardian beberapa waktu lalu, Qatar disebut tak memperlakukan pekerja stadion Piala Dunia 2022 dengan layak. Banyak pekerja imigran tak digaji, bahkan sampai tewas, selama membangun venue perhelatan Piala Dunia 2022 nanti.
Hal itu yang membuat fans Bayern menyebut kerja sama dengan Qatar Airways tak sejalan dengan nilai-nilai klub. Mereka rencananya akan membuat usulan agar kontrak itu tak diperpanjang dalam rapat umum tahunan, 25 November mendatang.
"Anggota Bayern yang terhormat, pada rapat umum tahunan pada 25 November 2021, kami ingin mewajibkan asosiasi kami untuk tidak melanjutkan kesepakatan sponsorship dengan Qatar Airways, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai asosiasi kami. Kami meminta semua anggota untuk menangani masalah ini dan menggunakan hak suara mereka!" tulis pria di balik mosi tersebut, Michael Ott, seperti dilansir 90min.
"Qatar Airways 100% dimiliki Emirat Qatar. Negara ini berdiri untuk pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran, ada juga tuduhan korupsi serius dalam olah raga. Alih-alih membawa perubahan, FC Bayern secara aktif membantu Emirat Qatar dengan mensponsori itu untuk mengalihkan perhatian dari keluhan."
"Jika FC Bayern tetap diam tentang situasi di Qatar, klub kami menyatakan ketidakpeduliannya. Dengan ini, FC Bayern merusak reputasinya dan tidak menjalankan panutannya," kecam Ott.
Di Jerman, klub punya aturan kepemilikan 50+1, yang artinya suporter punya suara mayoritas untuk menentukan arah kebijakan klub. Dan Ott berharap semua fans satu suara untuk menentangnya.
"Kami ingin mengambil tindakan pencegahan untuk kontrak baru," katannya.
(yna/bay)