Betapa besarnya peran Rafel Pol dalam sukses Barca menjuarai Liga Spanyol bisa dilihat dari komposisi pemain Barcelona saat memastikan jadi juara dengan meraih kemenangan 1-0 di kandang Atletico Madrid, akhir pekan lalu. Kondisi Barcelona di Vicente Calderon berbeda jauh dibanding periode yang sama tahun lalu, saat di Camp Nou mereka cuma bermain imbang 1-1 dengan lawan yang sama dan kehilangan gelar juara.
Di pekan pamungkas La Liga ketika itu, Barcelona tampil tanpa Victor Valdes, yang bahkan tidak berada di Spanyol karena harus menjalani pemulihan cedera ligmen yang membuat musimnya berakhir di Bulan Maret. Jordi Alba yang cedera pada bisep kanan cuma duduk di bangku cadangan, sementara Neymar juga tidak bisa main sejak menit pertama karena cedera yang dia derita.
Kondisi Barca ketika itu memang jauh dari ideal karena badai cedera yang terus mendatangi pemainnya. Bahkan Gerard Pique yang tampil dalam laga itu baru dapat lampu hijau hanya beberapa jam sebelumnya.
Sementara di Vicente Calderon akhir pekan kemarin Barca turun dengan komposisi terbaik yang mereka punya. Cuma Luis Suarez yang absen di laga tersebut karena cedera hamstring.
Terlepas dari cedera kecil Suarez, Barcelona tampil dalam kondisi yang luar biasa baik di momen paling krusial. Selain fisik yang bugar, secara mental Lionel Messi dkk juga terlihat segar. Barcelona berlari, mengumpan, serta punya kecepatan dua kali lebih baik dari lawannya.
Barcelona yang berada di puncak performa musim ini dan kelelahan serta banyak dihantam cedera musim lalu menunjukkan kontras kondisi klub tersebut dalam setahun terakhir. Satu orang yang dianggap punya peran besar dalam perubahan tersebut adalah Rafel Pol.
Pol adalah pelatih fisik Barcelona saat ini. Dia datang bersama Luis Enrique di awal musim 2014/2015, setelah juga ikut Enrique saat melatih di Celta Vigo dan AS Roma. Pria asal Mallorca itu masih terhitung sangat muda, baru 28 tahun. Namun kurikulum vitae-nya sudah panjang dan mendapat banyak pengakuan.
Dia memegang ijazah Sains Fisik dari Universitas Barcelona, gelar master dalam hal pencegahan cedera dari University of Castilla-la Mancha dan gelar profesor dari Real Federación Española de Fútbol. Demikian dikutip dari ESPNFC.
Pol juga sosok yang serba bisa. Dia sudah menghasilkan beberapa tulisan dan mengajarkan metode melatih hasil kembangannya sendiri, selain itu dia juga memegang lisensi melatih level B dari UEFA dan punya perusahaan penerbitan bersama staff Barcelona lainnya, Robert Moreno. Bukunya yang berjudul La Preparación, Física en el fútbol dapat banyak sanjungan dan membuatnya dianggap jadi sosok yang papan atas dalam dunia olahraga.
Pendekatan yang dilakukan Pol terhadap pemain-pemain Barca sangat berbeda dibanding musim lalu, ketika klub masih dibesut Gerardo Martino. Investigasi jurnalis El Pais ketika itu mengungkapkan kalau metode latihan yang diberikan pelatih fisik Elvio Paolorosso banyak dikeluhkan pemain. Menu latihan yang diterima dianggap kuno dan berada di bawah kebutuhan para pemain.
Hasil investigasi itu juga menyebutkan kalau data-data yang kerap dikumpulkan staff pelatih Barcelona kerap tidak diacuhkan. Kondisi yang bertolak belakang dengan apa yang dilakukan Luis Enrique, di mana dia terus menggunakan data yang dikumpulkan Pol melalui GPS yang disematkan di vest para pemain.
Selain memaksimalkan teknologi, Pol juga dinilai punya kreativitas dalam menyusun metode latihan. Jika metode yang dikembangkan Paolorosso musim lalu kerap dianggap membosankan pemain, maka apa yang dilakukan Rafel Pol mampu bukan saja mendongkrak kekuatan fisik namun juga mental pemain. Ide latihan fisik Pol yang terfokus pada bola disenangi penggawa Barca.
Uniknya, Rafel Pol memulai kariernya bersama Levante Las Planas, sebuah klub amatir yang pusat latihannya berada di bawah bayang-bayang komplek latihan mewah milik Blaugrana yang terletak di sisi barat Kota Barcelona. Fasilitas latihan yang pernah dianggap Pol sangat mewah itu kini menjadi tempat kerjanya sehari-hari.
Terlepas dari rotasi yang dilakukan, kondisi fisik pemain Barcelona di musim ini jauh lebih baik dibanding Real Madrid. Luis Enrique nyaris tidak pernah kehilangan pemain pilarnya, apalagi dalam jangka waktu yang panjang. Sementara Carlo Ancelotti berulang kali dihantam cedera pemain.
Kerja Rafel Pol setahun di Barcelona sudah menghasilkan trofi La Liga Primera. Dia bisa saja mengantar Blaugrana merebut dua trofi lagi di Copa del Rey dan Liga Champions.
Kalaupun nantinya Barca gagal meraih treble dan cuma memenangi La Liga, itu dipastikan bukan karena Luis Enrique dikacaukan dengan cedera pemain.
(Doni Wahyudi/Lucas Aditya)