Tidak seimbangnya komposisi skuad bikin Barcelona tak punya persaingan internal yang bagus. Hal ini disoroti Arturo Vidal.
Barcelona tanpa trofi di akhir musim 2019/2020. Empat kejuaraan diikuti tanpa satupun dimenangi: Piala Super Spanyol, Copa del Rey, LaLiga, dan Liga Champions.
Sempat memimpin Liga Spanyol, Barcelona terpeleset di fase akhir dan disalip Real Madrid selepas lockdown. Di Liga Champions, kekalahan telak 2-8 dari Bayern Munich menegaskan turunnya daya saing Barcelona di kompetisi Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Skuad yang tidak seimbang menjadi salah satu hal yang disoroti Vidal. Barcelona terlalu bergantung pada 11 pemain utama, sementara pelapisnya tak cukup bagus dan minim pengalaman.
Di luar Lionel Messi yang harus diakui tak tergantikan, tengok bagimana pemain seperti Luis Suarez, Antoine Griezmann, Jordi Alba, Gerard Pique, Sergio Busquets, dan Frenkie de Jong praktis tak punya pelapis yang cukup oke. Padahal sebagian besar sudah berusia lebih dari 30 tahun, seperti Suarez, Alba, Pique, dan Busquets.
Vidal, yang sebelumnya menyebut modal DNA saja tak cukup, beranggapan bahwa klub perlu berbenah salah satunya dalam perekrutan. Barcelona harus punya skuad yang lebih kompetitif.
"Sebuah klub, yang menurut saya adalah klub terbaik di dunia, tak bisa cuma punya 13 pemain profesional dan sisanya pemain muda. Bukan karena mereka tidak layak ada di sana, tapi mereka harus bersaing dengan yang terbaik dan para pemain yang layak tampil," ujarnya dilansir Marca.
"Setiap klub kini punya 23 pemain yang bersaing untuk satu posisi inti, yang bikin mereka berkembang dan lebih baik tiap harinya. Tapi ketika mereka tidak berkembang, ketika Anda berpikir bisa selalu menang dengan modal DNA saja, saat itulah Anda salah."
"Kami punya Messi, yang mana merupakan pemain nomor satu di dunia dan seorang alien, tapi dia butuh bantuan. Dia perlu pemain-pemain yang meningkatkan tim dan bisa mendapatkan hasil-hasil lebih baik," kata gelandang asal Chile ini.
(raw/yna)